Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Pembangunan Jember mengirimkan sejumlah bantuan berupa paket sembako dan tenaga relawan ke daerah terdampak awan panas guguran Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

"Kami sudah mengirimkan sembako, obat-obatan, pakaian layak pakai, perlengkapan bayi, dan masker, serta tenaga relawan," kata Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIA Pembangunan Jember Bagus saat dihubungi per telepon di Jember, Kamis.

Kejadian bencana awan panas guguran Gunung Semeru pada Sabtu (4/12) di Kabupaten Lumajang telah menimbulkan duka yang mendalam bagi semua masyarakat terdampak dan masyarakat Indonesia.

"Kami tergerak untuk melakukan aksi kemanusiaan dengan mengirimkan bantuan logistik dan tenaga relawan yang dapat membantu tim BPBD Lumajang," tuturnya.

Ia mengatakan bantuan dipusatkan di dua lokasi berbeda, yaitu di Desa Penanggal dan Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, karena di dua lokasi itu jumlah pengungsi cukup banyak dari kalangan wanita, anak-anak dan lansia.

"Kami tidak hanya mengirimkan bantuan logistik, STIA Pembangunan juga menerjunkan beberapa relawan untuk membantu proses evakuasi warga secara langsung, bahkan salah satu mahasiswa ditunjuk menjadi sopir ambulans yang ada posko pengungsian," katanya.

Bagus menjelaskan jumlah relawan pada Minggu 5/12) tidak sebanyak pada Kamis ini, sehingga apapun yang bisa dilakukan saat itu untuk mempermudah proses evakuasi korban terdampak.

"Rekan kami Irvan dengan mengemudikan ambulans dia naik turun dari Desa Penanggal ke Curah Kobokan dan ke Sumbermujur untuk mengevakuasi warga. Saat itu betul-betul kekurangan tenaga," ujarnya.

Ia bersyukur jumlah relawan terus berdatangan untuk membantu di beberapa lokasi pengungsian dan jumlahnya cukup banyak, sehingga beberapa tim relawan dari STIA Pembangunan Jember pulang untuk mengambil perbekalan selanjutnya.



"Teman-teman yang sudah tiga hari di posko pengungsian kami tarik pulang dan digantikan oleh relawan yang lain. Hal itu kami lakukan agar mereka bisa beristirahat untuk memulihkan stamina," katanya.

Ia berharap relawan dari mahasiswa STIA Pembangunan Jember yang baru berangkat menuju posko pengungsian dapat segera bergabung dengan tim trauma healing, karena anak-anak di posko pengungsian banyak yang kondisi psikisnya dalam keadaan trauma.

"Saya sampaikan kepada rekan-rekan relawan mahasiswa agar bisa menghibur adik-adik yang berada di pengungsian, karena biasanya anak-anak korban bencana akan banyak murung, bahkan emosinya tidak stabil, sehingga perlu pendampingan untuk mencegah trauma yang mendalam," katanya. (*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021