Suatu hal biasanya baru terasa berarti ketika tidak kita miliki. Hal tersebut berlaku juga untuk memiliki jaminan kesehatan. Memiliki jaminan kesehatan, biasanya baru terasa penting ketika kita sakit namun tidak memiliki jaminan kesehatan.
Listiana telah merasakan sendiri hal tersebut. Dulunya ia beranggapan memiliki jaminan kesehatan bukanlah kebutuhan primer baginya, namun ketika ia sakit dan menggunakan haknya sebagai Peserta JKN-KIS baru ia rasakan pentingnya mengikuti Program JKN-KIS.
“JKN-KIS ini penting banget. Dulu saya pikir halah untuk apa sih tapi ya kita kan tidak pernah tahu kapan musibah datang dan ternyata sangat bermanfaat untuk saya,” tegas Listiana.
Ia menggunakan haknya sebagai Peserta JKN-KIS untuk pengobatan sakit yang ia derita sejak divonis menderita Penyakit Autoimun oleh dokter. Penyakit Autoimun adalah suatu kondisi dimana sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya sendiri.
Dan untuk itu Listiana harus menjalani pengobatan di salah satu rumah sakit milik pemerintah di Surabaya dan rutin kontrol 1 minggu sekali. Selama menjalani perawatan tersebut, Listiana mendapatkan pelayanan yang baik. Ia juga tidak merasakan ada perbedaan pelayanan antara dirinya sebagai pasien yang menggunakan JKN-KIS dengan pasien umum.
“Penanganannya Alhamdulillah, obat-obatan yang diberikan juga bagus. Memang ada obat tertentu yang harus beli sendiri di luar karena mungkin rumah sakit tidak menyediakan. Tapi untuk yang lainnya sudah dicover oleh BPJS Kesehatan,” tambahnya.
Tidak hanya untuk pengobatan sakit autoimun yang ia terima, Listiana kembali merasakan manfaat menjadi peserta ketika putrinya sakit dan harus dirawat inap di rumah sakit. Putri Listiana yang akrab dipanggil Nadin harus dilarikan ke IGD RSU Prima Husada pada hari rabu (1/12) malam karena muntah-muntah.
Selama di IGD, Nadin mendapatkan pelayanan yang baik dan tidak terlalu lama menunggu. Lagi-lagi Listiana kembali dipuaskan dengan pelayanan rumah sakit kepada dirinya sebagai pasien yang menggunakan haknya sebagai Peserta JKN-KIS.
“Pelayanan Alhamdulillah memuaskan. Secara keseluruhan Alhamdulillah bagus. Tidak diminta biaya tambahan selain untuk tes Antigen,” ujar Listiana.
Dengan manfaat yang telah ia rasakan sebagai Peserta JKN-KIS, Listiana sendiri tak terbayangkan bagaimana jika tidak memiliki jaminan kesehatan. Baginya untuk perawatan ketika ia sakit autoinum, ditambah dengan ketika melahirkan putrinya serta saat putrinya harus dirawat inap, jika tidak ada JKN-KIS mungkin biaya yang harus ia bayarkan terlalu mahal.
“Saran saya untuk masyarakat, bagi yang belum menjadi Peserta JKN-KIS biasa segera menyusul mendaftar. Kita tidak pernah tau kapan musibah akan kita kira alami. Contohnya seperti saya yang tidak mengira akan sakit, juga tidak mengira anak saya akan sakit. Tapi Alhamdulillah sudah sangat terbantu oleh JKN-KIS dan BPJS Kesehatan. Jadi untuk yang belum punya, segeralah mengurus,” tukasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Listiana telah merasakan sendiri hal tersebut. Dulunya ia beranggapan memiliki jaminan kesehatan bukanlah kebutuhan primer baginya, namun ketika ia sakit dan menggunakan haknya sebagai Peserta JKN-KIS baru ia rasakan pentingnya mengikuti Program JKN-KIS.
“JKN-KIS ini penting banget. Dulu saya pikir halah untuk apa sih tapi ya kita kan tidak pernah tahu kapan musibah datang dan ternyata sangat bermanfaat untuk saya,” tegas Listiana.
Ia menggunakan haknya sebagai Peserta JKN-KIS untuk pengobatan sakit yang ia derita sejak divonis menderita Penyakit Autoimun oleh dokter. Penyakit Autoimun adalah suatu kondisi dimana sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya sendiri.
Dan untuk itu Listiana harus menjalani pengobatan di salah satu rumah sakit milik pemerintah di Surabaya dan rutin kontrol 1 minggu sekali. Selama menjalani perawatan tersebut, Listiana mendapatkan pelayanan yang baik. Ia juga tidak merasakan ada perbedaan pelayanan antara dirinya sebagai pasien yang menggunakan JKN-KIS dengan pasien umum.
“Penanganannya Alhamdulillah, obat-obatan yang diberikan juga bagus. Memang ada obat tertentu yang harus beli sendiri di luar karena mungkin rumah sakit tidak menyediakan. Tapi untuk yang lainnya sudah dicover oleh BPJS Kesehatan,” tambahnya.
Tidak hanya untuk pengobatan sakit autoimun yang ia terima, Listiana kembali merasakan manfaat menjadi peserta ketika putrinya sakit dan harus dirawat inap di rumah sakit. Putri Listiana yang akrab dipanggil Nadin harus dilarikan ke IGD RSU Prima Husada pada hari rabu (1/12) malam karena muntah-muntah.
Selama di IGD, Nadin mendapatkan pelayanan yang baik dan tidak terlalu lama menunggu. Lagi-lagi Listiana kembali dipuaskan dengan pelayanan rumah sakit kepada dirinya sebagai pasien yang menggunakan haknya sebagai Peserta JKN-KIS.
“Pelayanan Alhamdulillah memuaskan. Secara keseluruhan Alhamdulillah bagus. Tidak diminta biaya tambahan selain untuk tes Antigen,” ujar Listiana.
Dengan manfaat yang telah ia rasakan sebagai Peserta JKN-KIS, Listiana sendiri tak terbayangkan bagaimana jika tidak memiliki jaminan kesehatan. Baginya untuk perawatan ketika ia sakit autoinum, ditambah dengan ketika melahirkan putrinya serta saat putrinya harus dirawat inap, jika tidak ada JKN-KIS mungkin biaya yang harus ia bayarkan terlalu mahal.
“Saran saya untuk masyarakat, bagi yang belum menjadi Peserta JKN-KIS biasa segera menyusul mendaftar. Kita tidak pernah tau kapan musibah akan kita kira alami. Contohnya seperti saya yang tidak mengira akan sakit, juga tidak mengira anak saya akan sakit. Tapi Alhamdulillah sudah sangat terbantu oleh JKN-KIS dan BPJS Kesehatan. Jadi untuk yang belum punya, segeralah mengurus,” tukasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021