Menyambut Hari Disabilitas Internasional, Tokopedia membagikan cerita inspiratif difabel di balik usaha mikro, kecil dan menengah yang memanfaatkan teknologi dan berkontribusi terhadap perekonomian digital, yaitu The Able Art dan warung kelontong Toko Lariz.

"Tokopedia terus memberikan panggung seluas-luasnya bagi pegiat UMKM lokal, termasuk kaum difabel, untuk menciptakan peluang lewat pemanfaatan teknologi agar bisa bangkit bersama memulihkan ekonomi," kata External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya dalam keterangan tertulis di Surabaya, Jumat.

Bermula dari kecintaan terhadap dunia sosial, Tommy Budianto mendirikan The Able Art di Pasuruan, Jawa Timur, pada 2017. Tommy membantu mereproduksi lukisan-lukisan karya seniman difabel menjadi berbagai produk, seperti hijab, tas, dan pouch untuk dijual secara daring maupun luring (langsung).

"The Able Art didirikan untuk memberdayakan para seniman difabel agar tetap bisa berkarya sehingga mereka bisa memperoleh pendapatan tetap. Kami ingin setiap karya memiliki nilai sosial bagi masyarakat Indonesia," jelas Tommy.

Ia menggandeng seniman lukis difabel dari sejumlah daerah di Indonesia, mulai dari Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Malang hingga Bali. Tak jarang untuk mendapatkan hasil reproduksi lukisan yang berkualitas tinggi, Tommy datang langsung ke tempat para seniman.

"Di awal berjualan, penjualan kami hanya berkisar 10 hingga 20 persen dari sebelum kami bergabung dengan Tokopedia. Setelah memanfaatkan Tokopedia, The Able Art bisa mengirimkan rata-rata 100 pesanan dalam sebulan ke berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Papua," kata Tommy.

Sementara itu, Suhartini, pemilik warung kelontong Toko Lariz sekaligus penyandang tunadaksa asal Semarang, bergabung ke ekosistem Mitra Tokopedia pada 2019 sehingga memungkinkan menyetok produk sembako hanya melalui aplikasi tanpa harus keluar rumah.

Aplikasi Mitra Tokopedia juga membuat Suhartini bisa menambah varian produk digital di tokonya, seperti pulsa, paket data, token listrik dan PDAM, sehingga pendapatannya pun meningkat.

"Sejak bergabung di Mitra Tokopedia, warung saya semakin laris. Isi ulang stok warung juga sangat mudah karena saya tidak harus keluar rumah. Dengan berjualan produk digital, omzet saya naik dua kali lipat," ujarnya.

Bahkan, warung Suhartini kini menjadi sumber utama pendapatan keluarganya. "Keterbatasan fisik bukan penghalang bagi saya. Dengan adanya teknologi, semua hal dimungkinkan. Saya ingin terus membuktikan bahwa tunadaksa bermodal minim juga bisa menciptakan peluang," imbuhnya. (*)

Pewarta: Didik Kusbiantoro

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021