Ketua DPD I Partai Golkar Jawa Timur M Sarmuji menegaskan Golkar Kabupaten Sumenep, Madura, membutuhkan penanganan khusus untuk mengembalikan kejayaan karena pada Pemilihan Umum Legislatif 2019 tak mendapatkan kursi sama sekali di DPRD setempat.

"Boleh merasa hebat sebagai pengurus, tetapi begitu kursi Golkar yang dipimpin berkurang, bahkan nol maka semuanya menjadi tidak ada artinya," ujarnya pada keterangan tertulis diterima di Surabaya, Rabu.

Menurut anggota Komisi XI DPR RI tersebut, ukuran hebat dalam pemilihan umum adalah jumlah kursi.

Di Sumenep, pada Pemilu 2019, Golkar tak mendapatkan kursi sama sekali, padahal pada periode sebelumnya memiliki empat kursi di DPRD kabupaten setempat.

Selain berlaku untuk DPD II tingkat kabupaten/kota, kata dia, peringatan sama juga diperuntukkan bagi Golkar tingkat provinsi.

"Saya sejak awal kepengurusan, kalau Golkar kursinya turun untuk DPRD Provinsi, maka saya mundur sebagai ketua. Tidak perlu diminta," kata dia menegaskan.

Sementara itu, Musda Golkar Sumenep sejatinya digelar pada 2020, namun baru terlaksana pada Selasa (23/11) dan selama ini dipimpin oleh pelaksana tugas (plt) ketua.

Pada kesempatan tersebut, Mohamad Lukmanul Hakim terpilih secara aklamasi terpilih sebagai ketua definitif.

Plt Ketua Golkar Sumenep Muhammad Bin Muafi Zaini menyarankan agar ketua terpilih secepatnya melakukan konsolidasi menyeluruh hingga ke tingkat desa-desa.

Menurut dia, tugas ketua sekarang ini jauh lebih berat karena tidak ada wakil satupun di parlemen sehingga pada Pemilu 2024 adalah mengembalikan empat kursi.

Gus Mamak, sapaan akrabnya, juga meminta ketua beserta pengurus baru segera merapat serta bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Sumenep.

"Partai Golkar selalu berseiring dengan pemerintah dalam setiap kebijakannya. Ekstra dukungan bagi Sumenep menjadi lokomotif bagi kebesaran Golkar di Madura," tutur anggota DPRD Jatim tersebut. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021