Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mengimbau warga untuk mewaspadai fenomena cuaca ekstrem yang ditandai dengan suhu panas pada siang hari yang mencapai 35 derajat Celcius.

"Kurangi aktivitas, perbanyak konsumsi air putih," kata Kepala BPBD Tulungagung Suroto di Tulungagung, Kamis.

ia mengatakan terik matahari yang diikuti peningkatan suhu di atas normal bisa memicu orang mudah mengalami dehidrasi dan kelelahan.

Oleh karena itu, aktivitas di luar ruang sebaiknya dikurangi atau minimal menjaga pola konsumsi air putih 1,5 liter per hari.

Gelombang suhu panas ini, kata Soeroto, rutin terjadi dua kali setiap tahun. Hal ini terjadi lantaran posisi matahari yang tegak lurus di atas kepala biasanya terjadi pada bulan Oktober dan Februari.

"Minum airnya disesuaikan, jangan sampai kurang," terangnya.

Suhu panas membuat tubuh mengeluarkan banyak keringat. Cairan tubuh harus diganti dengan banyak konsumsi air putih.

Diperkirakan suhu panas akan terjadi hingga akhir Oktober.

Suhu panas juga membuat warga untuk mengaktifkan penggunaan perangkat AC di rumah lebih lama. Hal ini dimaksudkan untuk menurunkan suhu luar ruangan hingga level suhu di bawah 20 derajat .

Sebagian warga mengaku malas bekerja lebih lama di luar ruangan karena cuaca panas yang membuat mereka lebih mudah lelah dan berkeringat.

"Ini tadi suhu mencapai 35 (derajat Celcius). Panas sekali, di dalam rumah juga panas. Tidak keluar (rumah) saya," kata Mateo, ekspatriat asal Italia yang bermukim di Tulungagung mengeluhkan suhu panas yang membuatnya malas beraktivitas keluar rumah beberapa hari terakhir ini.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021