Beasiswa untuk pelajar jenjang SMP dari keluarga Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kota Surabaya, Jawa Timur, pada 2021 mencapai Rp12,513 miliar. 

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya, Rabu, mengatakan, Rp12,513 miliar tersebut berasal dari bantuan CSR perusahan/lembaga serta zakat Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Surabaya melalui program orang tua asuh. Rinciaannya Rp5,022 miliar CSR dari 27 lembaga/perusahaan dan Rp7,491 miliar dari zakat ASN.

"Alhamdulillah, ada beberapa perusahaan yang memberikan bantuan CSR di bidang pendidikan untuk anak-anak yang masuk MBR," kata Wali Kota Eri.

Untuk itu, Eri menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak, baik itu perseorangan perusahaan atau lembaga yang telah peduli terhadap pendidikan dan masa depan anak-anak Surabaya. Sebab, tidak semua anak dari keluarga MBR itu menempuh pendidikan di SMP Negeri.

"Anak-anak yang masuk MBR ini kan tidak semuanya di SMP negeri. Ada yang juga di swasta. Dan di sinilah nanti ada bantuan untuk anak-anak itu," kata.

Eri juga menjelaskan, bahwa sekolah swasta tentu membutuhkan biaya untuk operasional maupun pembangunan infrastrukturnya. Karena itu, jangan sampai ketika pelajar dari mitra warga ini dititipkan ke lembaga pendidikan itu, kemudian menjadi beban sekolah karena tidak ada pemasukan biaya. 

"Sehingga biaya sekolah itu tetap kita berikan. Dari mana? dari bantuan yang diberikan melalui CSR ini," katanya.

Untuk itu, Wali Kota Eri mengaku bersyukur, lantaran CSR untuk beasiswa jenjang SMP yang diberikan lembaga/perusahaan di tahun 2021 ini besarannya meningkat 300 persen dari tahun sebelumnya. 

Jika tahun 2020, total CSR yang diberikan dari 37 lembaga/perusahaan nilainya Rp4,057 miliar, sedangkan di tahun 2021 meningkat menjadi Rp12,513 miliar. "Alhamdulillah hari ini CSR yang disampaikan tadi sekitar Rp4 miliar, menjadi Rp12,5 miliar," katanya.

Data Dinas Pendidikan Surabaya juga mencatat, di tahun 2021 ini ada sebanyak 4.188 siswa mitra warga di SMP swasta yang menerima program beasiswa melalui CSR serta orang tua asuh ASN Pemkot Surabaya. Namun, data tersebut sifatnya dinamis, artinya bisa bertambah ataupun sebaliknya. 

"Makanya kalau saya ditanya data itu dinamis terus. Ini kan seperti bansos (bantuan sosial) yang kita berikan, kita selalu bergerak karena dinamis," ujarnya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021