Putra Menteri Sosial Tri Rismaharini, Fuad Benardi mengaku legawa dirinya tidak lolos seleksi Direksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya, Jatim, karena terganjal usia.
"Secara pribadi, saya legawa. Karena itu memang aturan yang harus dipatuhi," ujar Fuad Benardi yang juga menjabat sebagai Ketua Karang Taruna Surabaya di Surabaya, Rabu.
Seperti diketahui Fuad gagal masuk seleksi pendaftaran direktur pelayanan di Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PDAM Surabaya. Fuad gagal pada aturan pembatasan usia minimal 35 tahun.
Sebagai millenial, Fuad mengaku memberanikan diri untuk mendaftar seleksi direktur pelayanan PDAM Surabaya tersebut untuk menyumbangkan tenaga dan pikirannya bagi perkembangan serta kepentingan masyarakat luas.
Menurutnya, jika pelayanan PDAM dikemas dengan teknologi digital akan mempermudah sekaligus meringankan beban PDAM sendiri.
"Saya ingin memberikan warna pada PDAM sesuai apa yang saya ketahui soal pelayanan dengan tujuan tidak lain untuk mempermudah dengan sentuhan teknologi," katanya.
Selain berniat memberikan sumbangsih untuk masyarakat, lanjut pria berusia 31 Tahun ini, Fuad juga ingin memberikan contoh kepada para generasi muda khususnya Surabaya untuk berani tampil di bidang profesional.
"Harapannya sih para generasi millenial berani maju dan tampil tentunya dengan kualitas dan kemampuan yang mumpuni pula," ujarnya.
Saat ditanya apakah tidak kecewa sebagai putra mantan Wali Kota Surabaya yang kini menjabat sebagai Menteri Sosial namun gagal dalam seleksi perusahaan daerah milik Pemkot Surabaya ini, Fuad mengaku tidak kecewa. Menurutnya aturan harus ditegakkan kepada siapapun tanpa pandang bulu.
"Sekali lagi saya tegaskan, saya legawa. Saya juga mengapresiasi semua pihak dalam seleksi, salah satunya pansel yang telah menegakkan aturan secara semestinya. Jika semuanya seperti ini saya yakin roda pemerintahan akan berjalan dengan baik yang berimbas pada kesejahteraan masyarakat," katanya.
Fuad juga berpesan kepada para generasi muda untuk tak mudah patah arang jika mengalami kegagalan.
"Jangan pernah putus asa. Gagal itu biasa. Mengutip kata bijak founding father kita Bung Karno, jika kita memiliki keinginan yang kuat dari dalam hati, maka seluruh alam semesta akan bahu membahu mewujudkannya," kata Fuad.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya menegaskan, tidak ada yang meminta jabatan termasuk anak pejabat dalam seleksi calon direksi PDAM Surabaya kali ini.
"Ada isu yang mendaftar si inilah, atau si itulah nanti minta jabatan. Saya pastikan itu tidak akan pernah terjadi, Pansel tidak melihat latar belakang para peserta," katanya.
Bahkan Eri mempersilahkan para peserta bertarung dengan sehat, selama memiliki kemampuan dan lolos seleksi. Menurutnya, siapapun itu berhak karena nantinya ada tesnya. "Jadi silakan ikut. Jangan ada stigma mengejar jabatan, minta-minta jabatan," kata Eri. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Secara pribadi, saya legawa. Karena itu memang aturan yang harus dipatuhi," ujar Fuad Benardi yang juga menjabat sebagai Ketua Karang Taruna Surabaya di Surabaya, Rabu.
Seperti diketahui Fuad gagal masuk seleksi pendaftaran direktur pelayanan di Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PDAM Surabaya. Fuad gagal pada aturan pembatasan usia minimal 35 tahun.
Sebagai millenial, Fuad mengaku memberanikan diri untuk mendaftar seleksi direktur pelayanan PDAM Surabaya tersebut untuk menyumbangkan tenaga dan pikirannya bagi perkembangan serta kepentingan masyarakat luas.
Menurutnya, jika pelayanan PDAM dikemas dengan teknologi digital akan mempermudah sekaligus meringankan beban PDAM sendiri.
"Saya ingin memberikan warna pada PDAM sesuai apa yang saya ketahui soal pelayanan dengan tujuan tidak lain untuk mempermudah dengan sentuhan teknologi," katanya.
Selain berniat memberikan sumbangsih untuk masyarakat, lanjut pria berusia 31 Tahun ini, Fuad juga ingin memberikan contoh kepada para generasi muda khususnya Surabaya untuk berani tampil di bidang profesional.
"Harapannya sih para generasi millenial berani maju dan tampil tentunya dengan kualitas dan kemampuan yang mumpuni pula," ujarnya.
Saat ditanya apakah tidak kecewa sebagai putra mantan Wali Kota Surabaya yang kini menjabat sebagai Menteri Sosial namun gagal dalam seleksi perusahaan daerah milik Pemkot Surabaya ini, Fuad mengaku tidak kecewa. Menurutnya aturan harus ditegakkan kepada siapapun tanpa pandang bulu.
"Sekali lagi saya tegaskan, saya legawa. Saya juga mengapresiasi semua pihak dalam seleksi, salah satunya pansel yang telah menegakkan aturan secara semestinya. Jika semuanya seperti ini saya yakin roda pemerintahan akan berjalan dengan baik yang berimbas pada kesejahteraan masyarakat," katanya.
Fuad juga berpesan kepada para generasi muda untuk tak mudah patah arang jika mengalami kegagalan.
"Jangan pernah putus asa. Gagal itu biasa. Mengutip kata bijak founding father kita Bung Karno, jika kita memiliki keinginan yang kuat dari dalam hati, maka seluruh alam semesta akan bahu membahu mewujudkannya," kata Fuad.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya menegaskan, tidak ada yang meminta jabatan termasuk anak pejabat dalam seleksi calon direksi PDAM Surabaya kali ini.
"Ada isu yang mendaftar si inilah, atau si itulah nanti minta jabatan. Saya pastikan itu tidak akan pernah terjadi, Pansel tidak melihat latar belakang para peserta," katanya.
Bahkan Eri mempersilahkan para peserta bertarung dengan sehat, selama memiliki kemampuan dan lolos seleksi. Menurutnya, siapapun itu berhak karena nantinya ada tesnya. "Jadi silakan ikut. Jangan ada stigma mengejar jabatan, minta-minta jabatan," kata Eri. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021