Non-Governmental Organization (NGO) lingkungan hidup, Greenation memberikan pendampingan kepada nelayan Pantai Pancer Banyuwangi, Jawa Timur, terkait dengan pengelolaan sampah laut.

Greenation merupakan organisasi lingkungan hidup non-profit yang fokus pada isu pengelolaan sampah, utamanya sampah anorganik laut yang bermarkas di Bandung. Mereka membentuk EcoRanger yang di dalamnya terdiri dari 15 aktivis lingkungan.

"Terima kasih kepada tim EcoRanger yang terus berkomitmen melakukan pendampingan pengelolaan sampah laut di Banyuwangi.Setelah di Pulau Merah, kini mereka bergeser mendampingi nelayan Pancer. Kami turut senang banyak pihak yang terus mendukung upaya Banyuwangi mengurangi sampah laut," ujar Wakil Bupati Banyuwangi Sugirah di Banyuwangi, Minggu.

Sebelumnya, Wabup Sugirah hadir dalam peresmian program Fishing For Litter (FFL) (mengambil sampah di laut) pada 7 September 2021. Program tersebut diresmikan Project Coordinator Greenation Foundation, Nur Almira Rahardian, di Kantor Instalasi Pelabuhan Perikanan Pantai (IPPP) Pancer, Kecamatan Pesanggaran.

"Saya salut dengan komitmen mereka yang tinggi terhadap masalah persampahan laut. Kami berharap dengan berkurangnya sampah, ekosistem laut tetap terjaga, sehingga produksi ikan di laut Banyuwangi melimpah," tutur Sugirah.

Ecoranger sendiri telah melakukan program pengelolaan sampah di kawasan destinasi wisata Pulau Merah dengan melibatkan masyarakat setempat sejak 2018 hingga sekarang. Setelah dua tahun berkiprah, kini mereka mulai mengajak nelayan Pantai Pancer untuk terlibat dalam upaya pembersihan laut.

"Ini merupakan upaya mengurangi sampah plastik di laut dan pesisir dengan memberdayakan nelayan. Pancer menjadi percontohan karena di daerah ini sudah ada kelompok nelayan yang memulai aktivitas FFL. Jadi kami ingin memperkuat pemberdayaannya," kata Project Coordinator Greenation Foundation, Nur Almira Rahardian.

Dalam pelaksanaannya, tim EcoRanger Banyuwangi membina 60 nelayan di Dusun Pancer untuk mengelola sampah. Mulai dari mengajak mereka mengambil dan meminimalisir sampah di laut hingga memilahnya saat di darat.

"Kami ajak mereka untuk melakukan praktik perikanan yang ramah lingkungan. Misalnya, sampah yang mereka temui saat menjaring  atau memancing ikan harus diambil dan dibawa pulang ke darat. Begitu juga sampah yang mereka hasilkan sendiri, seperti kertas atau plastik pembungkus nasi, pancing, atau jaring bekas, semua harus dibawa ke pulang untuk dipilah dan dikelola," ujar Almira.

Sampah yang mereka hasilkan kemudian dimasukkan ke dropping point, ditimbang oleh tim EcoRanger, selanjutnya diangkut dan dikelola di Sentra Kelola Sampah di kawasan destinasi wisata Pulau Merah yang letaknya tak jauh dari Dusun Pancer.

"Nanti setiap bulan akan ada insentif bagi kelompok yang menghasilkan sampah paling banyak. Insentif ini bisa mereka kelola untuk kesejahteraan bersama. Sehingga kegiatan ini juga memberikan nilai ekonomis bagi nelayan. Ini reward untuk mereka yang telah berkontribusi mengurangi sampah di laut dan pesisir," katanya.

Menurut Almira, mereka juga akan dibekali pelatihan terkait kelembagaan, mulai dari pembentukan kelompok, cara membuat laporan, hingga rencana anggaran biaya (RAB).

"Harapannya kelompok ini bisa menjadi embrio Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang jelas legalitasnya, sehingga para nelayan bisa mudah mengakses program-program dari pemerintah," ujarnya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021