Pemerintah Kota Surabaya siap membangun asrama untuk anak-anak yang ditinggal orang tuanya karena terpapar COVID-19 di Kota Pahlawan, Jawa Timur.

"Di sana (asrama) itu, kami dapat memantau perkembangan mereka," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi usai mengunjungi beberapa kediaman anak-anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya karena COVID-19 di Surabaya, Sabtu.

Selain itu, lanjut dia, pemkot juga menjamin pendidikan mereka hingga jenjang perguruan tinggi. Baginya, kata Eri, anak-anak itu merupakan calon pemimpin bangsa di masa depan, makanya pemkot akan berjuang untuk masa depan mereka.
 
"Mereka bisa tinggal di asrama jika mereka mau," ujarnya. 

Untuk anak-anak yang tidak mau tinggal di asrama itu, lanjut dia, Pemkot Surabaya tetap akan menjamin pendidikannya. 

"Tidak hanya pendidikan saja, tapi bagaimana mereka semua akan mempunyai keterampilan agar dapat bersaing nantinya," katanya.

Berdasarkan data Pemkot Surabaya, ada sekitar 1.400 keluarga yang meninggal karena COVID-19. Dari jumlah tersebut, sekitar 600-an keluarga sudah disurvei Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Surabaya, sedangkan sisanya, hingga saat ini pemkot masih terus melakukan pendataan.
 
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DP5A Surabaya Antik Sugiharti mengatakan, pihaknya memastikan anak-anak tersebut  bisa mendapatkan pendidikan yang layak, intervensi kesehatan dan hak pengasuhan.

"Mereka harus ada keluarga yang bisa mengasuh, bisa melindungi dan menjaga. Kalau tidak, maka pemkot akan memberikan tempat (asrama) yang bisa digunakan anak tersebut untuk tinggal," kata Antik. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021