Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, terus memberikan pelayanan terbaik khususnya bagi masyarakat kurang mampu, salah satunya membangun rumah tidak layak huni menjadi rumah layak huni.

Bupati Situbondo Karna Suswandi, Minggu, berkunjung ke rumah Saliha (70) warga di Desa Gunung Putri, Kecamatan Suboh, setelah mendapatkan informasi nenek sebatangkara itu tinggal satu rumah bersama sejumlah ternak kambingnya.

"Tadi sebelum upacara peringatan Harjakasi Ke-203, saya mendapat informasi terkait nenek yang tinggal satu rumah dengan ternak kambingnya. Setelah sampai di sini saya mendapat penjelasan dari kepala desa, sebenarnya rumah ini sudah direhab oleh desa sebelum saya menjabat bupati," kata Bung Karna, sapaan bupati.

Tapi karena masih belum ada dapur dan kandang ternak kambing, lanjut dia, maka pemerintah daerah setempat segera merehab kembali menjadi rumah lebih layak tanpa harus tinggal satu rumah dengan kambing.

"Segera kami rehab rumah nenektersebut agar lebih layak lagi. Ini rumahnya kurang sehat, jadi satu dengan kambing. Ibu Saliha bersedia kalau rumahnya diperbaiki. Beliau juga mau asal ada kandang khusus kambingnya, semua kami penuhi," kata Bupati Karna Suswandi.

Katanya, rumah Saliha yang berukuran 3x5 meter itu aka diperbaiki mulai Senin (16/8) besok, dengan menggunakan dana dari Forum CSR Situbondo.

"Dapur dan kandang kambing termasuk rumah ini mulai besok akan dibangun menggunakan dana CSR," katanya.
Bupati Situbondo Karna Suswandi berkunjung ke rumah nenek yang tinggal se-rumah dengan ternak kambingnya di Desa Gunung Putri, Kecamatan Suboh, Situbondo. Minggu (15/8/2021) (ANTARA/Novi H)

Nenek Saliha tinggal sebatang kara di rumah berlantai tanah berdinding papan berukuran 3×5 meter. Rumahnya berada di puncak gunung, di ketinggian 900 meter dari permukaan laut (mdpl).

Ia mengaku tinggal bersama tujuh ekor kambingnya sudah biasa. Bahkan, tidur bersama kambingnya, dan saat memberikan makan pun, ia memberikan rumput layaknya orang menyuapi anaknya.

"Kambing ini saya pelihara sejak kecil, jadi sudah terbiasa hidup bersama kambing," kata nenek Saliha.

Nuryani (55) keponakan Saliha mengaku, bibinya sejak lima tahun terakhir sudah tinggal serumah dengan ternak kambingnya. Tepatnya setelah suaminya meninggal dunia.

"Dulu pernah dibuatkan kandang oleh kepala desa, tapi hanya bertahan seminggu. Sekat antara kandang dan rumah dijebol sama bibi," tuturnya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021