Asosiasi Persatuan Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur menyambut positif dibukanya kembali mal atau pusat perbelanjaan di Surabaya, setelah pemerintah mengizinkan pusat perbelanjaan di empat kota besar untuk kembali beroperasi.

Ketua APPBI Jatim Sutandi Purnomosidi di Surabaya, Selasa mengatakan dengan kebijakan tersebut, pusat perbelanjaan di Surabaya bakal diperbolehkan untuk beroperasi selama satu pekan ini dan akan dievaluasi kembali.

’’Saat ini, 24 mal di Surabaya akan beroperasi selama satu pekan. Nantinya, akan dievaluasi lagi secara rutin mengenai percobaan ini," kata Sutandi, kepada wartawan.

Dia mengatakan, hampir semua penyewa mal sudah mendapatkan kabar dibolehkannya buka kembali, dan beberapa stan juga kembali membuka setelah mendapatkan informasi itu. Terkecuali, kata dia, beberapa penyewa skala UKM yang butuh waktu yang lebih lama untuk bisa beroperasi kembali.

Sebab, kata dia, saat dilarang beroperasi, beberapa stan terpaksa harus melepas karyawan dan kini saat kembali dibuka perlu waktu merekrut karyawan.

"Dampak dari pembatasan ketat operasional mal sejak Juli memang luar biasa. Yang boleh buka saat itu hanya stand makanan dan minuman serta supermarket. Dan saat ini tentu selama masa percobaan dibolehkannya buka dianggap tak bisa berbuat banyak untuk mengembalikan kinerja retail di mal," katanya.

Ia mengatakan meski dibuka beberapa aturan masih berlaku, yakni membatasi pengunjung sebanyak 25 persen dari total kapasitas.

"Apalagi, bioskop yang sempat beroperasi akhir semester satu kini kembali dilarang buka. Namun, pihaknya bersyukur karena kini ribuan karyawan di dalam pusat perbelanjaan bisa kembali bekerja," katanya.

Ia berharap pemerintah bisa terus membantu industri retail dan bukan hanya untuk pengusaha yang menyewa toko di mal, namun juga untuk pengelola mal.

"Saat ini, APPBI mengusulkan agar mereka dapat keringanan Pajak Penghasilan (PPh) Final. Kami juga meminta agar PLN bisa menerapkan stimulus subsidi pembebasan tarif minimum. Meski PLN pusat sudah menyosialisasikan, kenyataannya kami belum mendapatkan insentif tersebut," katanya.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021