Gitaris Dewa Budjana merilis “Naurora”, album yang penggarapannya melibatkan sejumlah musisi ternama dunia.
Dalam lagu “Naurora”, Budjana menggandeng Imee Ooi, komposer asal Malaysia, dan Joey Alexander, pianis jazz Indonesia. Sementara untuk lagu “Sabana Shanti”, selain Joey Alexander, ia juga berkolaborasi dengan musisi jazz Amerika Ben Williams, Dave Weckl, dan Paul Mc Candless.
“Saya juga bangga bisa berkolaborasi dengan Joey. Bagaimana pun, ia membuka nama Indonesia di musik Jazz dunia saat ini, salah satu yang masuk di nominasi Grammy,” tuturnya dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin.
Dalam lagu-lagu lain yang rilis secara bertahap sejak tahun lalu, nama-nama seperti Simon Phillips dan Carlitos Del Puerto juga turut terlibat. Simon Phillips merupakan drummer legendaris mantan personel band Toto, sementara Carlitos Del Puerto adalah bassis kelahiran Cuba dan pemenang Grammy Awards.
Selain itu, ada Gari Husband, Dave Weckl, Jimmy Johnson, serta Mateus Asato.
“Saya pikir nama-nama ini penting bukan hanya untuk saya sebagai pribadi dan musisi. Nama-nama ini akan sangat penting untuk dunia. Misalnya Simmon Phillips, banyak musisi yang sudah dia support dan pernah ada di beberapa grup besar dunia,” terang musisi kelahiran Sumba Barat itu.
Saat menggarap album “Naurora” ini, ia ingin musisi-musisi yang “hero” di matanya selalu terlibat di dalam setiap lagu.
“Biasanya dalam satu lagu selalu ada bintang tamu, seringnya pemain gitar. Kenapa saya selalu melibatkan pemain gitar, buat saya memang penting untuk mendapatkan warna yang berbeda lagi,” terangnya.
Dewa Budjana mengaku kagum pada gitaris Mateus Asato. Tanpa punya album pun, Mateus Asato bisa sangat dikenal seluruh dunia melalui akun instagram.
Sayangnya, ada peristiwa tak terduga. Setelah mengisi gitar di lagu “Swarna Jingga”, gitaris asal Brazil itu menghilang dan menghapus akun instagram miliknya. Menurut laporan Guitar World, ia sengaja memilih rehat sejenak dari dunia musik.
“Selain itu, nama Paul Mc Candless juga penting dalam musik saya, karena saya sangat menggemari musik Oregon Ralph Towner,” kata Budjana menambahkan.
Ia mengaku bahwa rekaman dengan cara remote selama mengerjakan album "Naurora" merupakan sesuatu yang baru baginya. Hal ini juga menandakan “Naurora” adalah buah rekaman di masa pandemi.
“Saya merasa beruntung tetap bisa rekaman walaupun memang kondisinya tidak bisa keluar rumah dan tidak bisa manggung. Rekaman di rumah adalah solusi seniman untuk tetap berkarya,” ujarnya.
Album "Naurora" diproduseri oleh Mehsada Indonesia. Desain cover album difoto khusus oleh Tompi dan musik video lagu "Naurora" disutradarai Jay Subiyakto.
Kini, album Naurora sudah bisa didengarkan di berbagai platform digital dan 200 CD edisi khusus tanda tangan Dewa Budjana sudah dirilis pada periode pembelian 23-28 Juni 2021. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Dalam lagu “Naurora”, Budjana menggandeng Imee Ooi, komposer asal Malaysia, dan Joey Alexander, pianis jazz Indonesia. Sementara untuk lagu “Sabana Shanti”, selain Joey Alexander, ia juga berkolaborasi dengan musisi jazz Amerika Ben Williams, Dave Weckl, dan Paul Mc Candless.
“Saya juga bangga bisa berkolaborasi dengan Joey. Bagaimana pun, ia membuka nama Indonesia di musik Jazz dunia saat ini, salah satu yang masuk di nominasi Grammy,” tuturnya dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin.
Dalam lagu-lagu lain yang rilis secara bertahap sejak tahun lalu, nama-nama seperti Simon Phillips dan Carlitos Del Puerto juga turut terlibat. Simon Phillips merupakan drummer legendaris mantan personel band Toto, sementara Carlitos Del Puerto adalah bassis kelahiran Cuba dan pemenang Grammy Awards.
Selain itu, ada Gari Husband, Dave Weckl, Jimmy Johnson, serta Mateus Asato.
“Saya pikir nama-nama ini penting bukan hanya untuk saya sebagai pribadi dan musisi. Nama-nama ini akan sangat penting untuk dunia. Misalnya Simmon Phillips, banyak musisi yang sudah dia support dan pernah ada di beberapa grup besar dunia,” terang musisi kelahiran Sumba Barat itu.
Saat menggarap album “Naurora” ini, ia ingin musisi-musisi yang “hero” di matanya selalu terlibat di dalam setiap lagu.
“Biasanya dalam satu lagu selalu ada bintang tamu, seringnya pemain gitar. Kenapa saya selalu melibatkan pemain gitar, buat saya memang penting untuk mendapatkan warna yang berbeda lagi,” terangnya.
Dewa Budjana mengaku kagum pada gitaris Mateus Asato. Tanpa punya album pun, Mateus Asato bisa sangat dikenal seluruh dunia melalui akun instagram.
Sayangnya, ada peristiwa tak terduga. Setelah mengisi gitar di lagu “Swarna Jingga”, gitaris asal Brazil itu menghilang dan menghapus akun instagram miliknya. Menurut laporan Guitar World, ia sengaja memilih rehat sejenak dari dunia musik.
“Selain itu, nama Paul Mc Candless juga penting dalam musik saya, karena saya sangat menggemari musik Oregon Ralph Towner,” kata Budjana menambahkan.
Ia mengaku bahwa rekaman dengan cara remote selama mengerjakan album "Naurora" merupakan sesuatu yang baru baginya. Hal ini juga menandakan “Naurora” adalah buah rekaman di masa pandemi.
“Saya merasa beruntung tetap bisa rekaman walaupun memang kondisinya tidak bisa keluar rumah dan tidak bisa manggung. Rekaman di rumah adalah solusi seniman untuk tetap berkarya,” ujarnya.
Album "Naurora" diproduseri oleh Mehsada Indonesia. Desain cover album difoto khusus oleh Tompi dan musik video lagu "Naurora" disutradarai Jay Subiyakto.
Kini, album Naurora sudah bisa didengarkan di berbagai platform digital dan 200 CD edisi khusus tanda tangan Dewa Budjana sudah dirilis pada periode pembelian 23-28 Juni 2021. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021