Menghadapi kondisi cuaca yang tak menentu menyebabkan tubuh melakukan adaptasi. Tak jarang respon tubuh yang negatif mengakibatkan seseorang jatuh sakit lantaran perubahan cuaca seperti ini.

Suparmi misalnya, warga asli Paiton-Kabupaten Probolinggo ini sempat beberapa kali pergi ke Puskesmas terdekat lantaran gejala yang dirasakan.

"Pas mulai muncul batuk dan pilek awalnya saya obati sendiri. Tapi semakin lama timbul rasa pusing kemudian demam. Sempat khawatir juga karena sakitnya beberapa hari saya rasakan. Dari situ, suami mengajak dan mengantar saya ke Puskesmas," ujarnya.

Saat menjalani pemeriksaan, Suparmi mengaku tenang lantaran seluruh biayanya ia pasrahkan pada Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Sejak tahun 2009, lanjutnya, Suparmi dan keluarga telah menjadi peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) yang saat ini berlanjut menjadi Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

Menurutnya, tidak ada hal yang diragukan lagi dari manfaat yang sudah ia rasakan bersama keluarga.

"Kalau sudah sakit, andalannya pakai BPJS (Kesehatan) sekarang. Suami sampai cucu juga pernah terbantu saat melakukan operasi dan rawat inap. Sudah tujuh tahunan ikut BPJS (Kesehatan), dulunya pernah (terdaftar) Jamkesda tapi sekarang bayar yang kelas tiga," ungkapnya.

Meskipun begitu, Suparmi bersyukur lantaran dirinya tak sampai mencicipi rawat inap tiap kali pergi ke Puskesmas. Penyakit yang ia derita memang tergolong ringan jika dibandingkan suami dan cucunya.
 
Pengalaman lain, kata dia, pernah sekali menerima tindakan Ultrasonografi (USG) lantaran muncul benjolan di sekitar perutnya.

"Khawatir karena saat itu mengira benjolannya adalah tumor. Tapi alhamdulillah, hasil pemeriksaannya bukan. Sempat berpikir kalau akan dioperasi dan lain sebagainya, tapi lega karena dokter hanya memberi obat untuk rutin dikonsumsi," ucapnya.
 
Kini, kondisi benjolan Suparmi telah mengecil. Kekhawatirannya akan penyakit tumor juga ikut sirna. Dalam penuturannya, Nenek dengan dua cucu ini mengaku senang lantaran segala biaya pengobatannya terus dibiayai program JKN-KIS.
 
Tidak ada kesulitan yang ia temui selama mengakses fasilitas kesehatan memanfaatkan program JKN-KIS.
 
"Lancar aja kalau periksa ke Puskesmas. Hanya menunjukkan kartu langsung dapat penanganan. Antreannya juga tidak pernah dibedakan dari (pasien) umum atau bukan. Yang penting kita harus rutin bayar yang tiap bulan, insya Allah berobat tidak ada kesulitan," tukasnya.
 
Lebih lanjut, Suparmi mengungkapkan jika dirinya dan keluarga punya harapan besar bagi keberlangsungan program JKN-KIS saat ini. Usai banyak mendapat manfaat nyata, dirinya mengajak para peserta untuk rutin membayar iuran.
 
"Kemarin mungkin sembuh tapi gak tahu kalau besok sakit. Kalau sudah bayar iuran, jangan punya pikiran rugi karena sehat lebih mahal dari bayar iuran tiap bulan. Waktu orang lain sakit, iuran kita bermanfaat untuk mereka tapi kalau kita yang sakit, iuran mereka yang menolong kita," pungkasnya. (*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021