Sekretaris Tim One Pesantren One Produk (OPOP) Jatim Mohammad Ghofirin mendorong produk santri, pesantren dan alumni pesantren tidak hanya sekadar produk, namun bisa menjadi produk yang unggul dan berkualitas sehingga dapat diterima pasar lokal, nasional dan internasional .
Ghofirin, dalam keterangan persnya, Jumat, usai kegiatan dialog "Kopilaborasi Sambang Pesantren" di Tuban, mengatakan untuk mendorong hal itu, OPOP Jatim ditopang tiga pilar, yakni santripreneur, pesantrenpreneur, dan sosiopreneur.
Dari tiga pilar tersebut, produk dari pesantren diharapkan mampu membangkitkan perekonomian di Jatim.
“Kami ingin meningkatkan kesejahteraan di Jatim, bagaimana caranya? Kami berdayakan pilarnya, siapa itu? Santri, kami sebut santripreneur. Yang kedua pesantrennya, institusinya, kami sebut pesantrenpreneur. Yang ketiga alumninya kami sebut sosiopreneur. Apabila ketiga pilar ini kita berdayakan, insya-Allah dampaknya kita harapkan akan meluas ke masyarakat,” katanys.
Ia menjelaskan, tiga pilar tersebut merupakan satu kesatuan ekosistem bisnis pesantren,dan dengan hal itu diharapkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur akan bangkit dan barokah untuk semua.
Pengasuh Pondok Pesantren Langitan Tuban Abdul Rahman Faqih mengatakan berbicara mengenai pondok pesantren dan santri, maka bayangan setiap orang akan tertuju terhadap hal agama dan kehidupan akhirat. Hal itu memang benar adanya, namun bukan berarti urusan dunia tidak begitu diperhatikan.
"Kami menekankan pada para santri pengusaha, untuk menjadikan mindset kita, yaitu keberkahan. Profit dari usaha santri harus dilandasi dengan keberkahan atau kebaikan yang banyak kami dapatkan. Artinya, dalam berbisnis, seorang santri bukanlah menghitung berapa omzet yg didapatkan, namun untuk apa omzet yg telah didapatkan," katanya.
Kepala Bidang Informasi Publik Dinas Kominfo Provinsi Jatim Edi Supaji mewakili Kepala Diskominfo Jatim mengatakan OPOP bertujuan memperkuat keberadaan produk santri, sehingga berbagai upaya dan terobosan terus dilakukan Diskominfo Jatim untuk mendorong produk pesantren, antara lain dengan mengadakan pelatihan, workshop dan talkshow, seperti Kopilaborasi yang saat ini digelar di Pesantren Langitan
Selain itu, tujuan lain adalah membantu meningkatkan wirausaha santri untuk memiliki keterampilan yang memadai, seperti kemampuan manajeman, kemampuan koordinasi berbagai kegiatan bisnis, maupun konsep bisnis yang mencukupi.
"Melalui dialog Kopilaborasi ini diharapkan wirausaha santri mampu meningkatkan keunggulan dan daya saing yang belum maksimal. Dengan begitu membuat wirausaha santri mampu meraih keunggulan serta daya saing yang berkelanjutan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Ghofirin, dalam keterangan persnya, Jumat, usai kegiatan dialog "Kopilaborasi Sambang Pesantren" di Tuban, mengatakan untuk mendorong hal itu, OPOP Jatim ditopang tiga pilar, yakni santripreneur, pesantrenpreneur, dan sosiopreneur.
Dari tiga pilar tersebut, produk dari pesantren diharapkan mampu membangkitkan perekonomian di Jatim.
“Kami ingin meningkatkan kesejahteraan di Jatim, bagaimana caranya? Kami berdayakan pilarnya, siapa itu? Santri, kami sebut santripreneur. Yang kedua pesantrennya, institusinya, kami sebut pesantrenpreneur. Yang ketiga alumninya kami sebut sosiopreneur. Apabila ketiga pilar ini kita berdayakan, insya-Allah dampaknya kita harapkan akan meluas ke masyarakat,” katanys.
Ia menjelaskan, tiga pilar tersebut merupakan satu kesatuan ekosistem bisnis pesantren,dan dengan hal itu diharapkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur akan bangkit dan barokah untuk semua.
Pengasuh Pondok Pesantren Langitan Tuban Abdul Rahman Faqih mengatakan berbicara mengenai pondok pesantren dan santri, maka bayangan setiap orang akan tertuju terhadap hal agama dan kehidupan akhirat. Hal itu memang benar adanya, namun bukan berarti urusan dunia tidak begitu diperhatikan.
"Kami menekankan pada para santri pengusaha, untuk menjadikan mindset kita, yaitu keberkahan. Profit dari usaha santri harus dilandasi dengan keberkahan atau kebaikan yang banyak kami dapatkan. Artinya, dalam berbisnis, seorang santri bukanlah menghitung berapa omzet yg didapatkan, namun untuk apa omzet yg telah didapatkan," katanya.
Kepala Bidang Informasi Publik Dinas Kominfo Provinsi Jatim Edi Supaji mewakili Kepala Diskominfo Jatim mengatakan OPOP bertujuan memperkuat keberadaan produk santri, sehingga berbagai upaya dan terobosan terus dilakukan Diskominfo Jatim untuk mendorong produk pesantren, antara lain dengan mengadakan pelatihan, workshop dan talkshow, seperti Kopilaborasi yang saat ini digelar di Pesantren Langitan
Selain itu, tujuan lain adalah membantu meningkatkan wirausaha santri untuk memiliki keterampilan yang memadai, seperti kemampuan manajeman, kemampuan koordinasi berbagai kegiatan bisnis, maupun konsep bisnis yang mencukupi.
"Melalui dialog Kopilaborasi ini diharapkan wirausaha santri mampu meningkatkan keunggulan dan daya saing yang belum maksimal. Dengan begitu membuat wirausaha santri mampu meraih keunggulan serta daya saing yang berkelanjutan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021