Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, mengajak forkopimda untuk terus bersinergi demi menekan penyebaran COVID-19, terlebih varian baru yang penyebarannya lebih cepat.

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengemukakan pengendalian COVID-19 bukan hanya tanggung jawab pemerintah melainkan semua pihak, termasuk masyarakat. Sinergitas dengan seluruh pihak dinilai efektif untuk menekan penyebaran COVID-19.

"Ini tugas kita bersama untuk melakukan secara terus-menerus. COVID-19 di Kota Kediri cukup landai dan bahkan kita masuk dalam salah satu daerah yang penyebarannya rendah. Ini menjadi atensi Ibu Gubernur Jawa Timur," katanya di Kediri, Sabtu.

Ia juga tetap mengingatkan semua pihak tidak lengah. Selain itu, ketersediaan ruangan di rumah sakit harus terus dijaga.

Kendati begitu, pemerintah juga tetap berupaya mendorong agar roda perekonomian masyarakat juga tetap berjalan.

"Perintah dari Bapak Presiden yang harus kita garisbawahi adalah bagaimana kita mengendalikan COVID-19, namun perekonomian juga tumbuh. Nah ini tantangan kita. Saya harap ke depan ini bisa jadi patokan kita bersama dan kita bisa terus mengendalikan COVID-19. Mudah-mudahan lebih baik lagi kerja sama dan koordinasi serta lainnya," kata dia.

Kapolres Kediri Kota AKBP Wahyudi mengungkapkan pihaknya selalu siap bekerja sama dan bersinergi dengan Pemerintah Kota Kediri serta mendukung segala kebijakan pemerintah daerah mengenai penanganan COVID-19.

"Mohon dukungannya karena tanpa dukungan sangat susah dan berat melewati semua ini. Apalagi saya melihat dinamika COVID-19 ini amat mengkhawatirkan bila melihat banyak varian baru. Apalagi jenis varian delta di mana tingkat penyebarannya begitu cepat. Jadi sekali lagi saya mohon bantuan dan dukungannya. Mudah-mudahan kita bisa melalui masalah ini dengan baik," kata dia.

Di Kota Kediri, hingga Jumat (18/6) terdapat 1.432 orang yang telah terkonfirmasi COVID-19. Terdapat 18 orang yang masih dirawat, 1.270 orang telah sembuh, dan 144 orang telah meninggal dunia.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menemukan lima tambahan kasus infeksi virus corona varian B.1.617.2 atau varian Delta sehingga saat ini total ada delapan kasus infeksi virus corona varian Delta yang ditemukan di wilayah Jawa Timur.

"Lima kasus yang terbaru, sebelumnya tiga kasus, sehingga sampai sekarang ada delapan kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Herlin Ferliana di Surabaya.

Herlin menjelaskan dari delapan pasien terpapar varian baru COVID-19 tersebut, empat pasien dirawat di Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya, tiga di rumah sakit swasta, dan satu di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bojonegoro.

Selain itu, lima pasien yang terkonfirmasi COVID-19 varian baru ini berasal dari Bangkalan.

"Mereka di antaranya merupakan orang yang terjaring dari penyekatan di Jembatan Suramadu, tapi juga ada yang telah dirawat di rumah sakit," katanya.

Ia meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan sebab COVID-19 varian Delta ini diketahui memiliki tingkat penularan yang sangat cepat. 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021