Pemerintah kabupaten di Pulau Madura dan para ulama yang tergabung dalam organisasi Badan Silaturahmi Ulama Pesantren Madura (BASSRA) berkomitmen untuk bekerja sama dan saling mendukung dalam upaya pengembangan ekonomi berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat di wilayah itu.

"Niat baik dan kolaborasi antara pemkab di empat kabupaten di Pulau Madura dengan para ulama di Madura ini, atas dasar kesamaan kepentingan, yakni terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT, dengan tetap memperhatikan kearifan lokal yang berbasis sosial budaya, dan tradisi baik tentang Madura ini," kata Bupati Pamekasan Baddrut Tamam di Pamekasan, Kamis.

Bupati menyatakan hal ini, menjelaskan hasil pertemuan antara perwakilan ulama di empat kabupaten di Pulau Madura bersama pemkab yang digelar di Sampang, Jawa Timur, Rabu (2/6).

Para ulama BASSRA menginginkan agar ekonomi masyarakat Madura ke depan lebih baik, lebih kuat dan tersebar merata, bukan hanya di perkotaan, akan tetapi juga di perdesaan. Sehingga, dengan demikian, maka kesejahteraan masyarakat Madura akan meningkat.

Peluang investasi harus dibuka seluas-luasnya, namun tetap memperhatikan kearifan lokal masyarakat Madura. "Pola yang diinginkan adalah mengembangkan potensi yang ada di Madura, memberdayakan masyarakat, dan berkesinambungan," kata bupati.

Para ulama dan pemkab di empat kabupaten itu sepakat, keberhasilan suatu daerah berkat adanya dukungan semua elemen, baik pemerintah, masyarakat, ulama dan para pelaku usaha.

"Dan pertemuan antara para ulama dengan pemkab se-Madura di Sampang, Rabu (2/6) itu merupakan pertemuan pertama, dan selanjutanya akan digelar secara berkelanjutan dan bergantian di empat kabupaten di Madura, setiap setengah bulan sekali, guna membahas isu-isu aktual dan upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat Madura," kata "Mas Tamam" sapaan karib Bupati Pamekasan Baddrut Tamam itu.

Sejumlah ulama yang turut hadir secara langsung dalam pertemuan dengan pemkab di Madura itu, antara lain, K.H. Mohammad Rofi'i Baidawi Pengasuh Ponpes Al Hamidi Banyuanyar Pamekasan, K.H. Mohammad Shalahuddin Warist dari Pondok Pesantren An-Nuqayah, Sumenep, K.H. Syafik Rofi'i, K.H. Ali Rahbini, K.H. Muhdlar Abdullah, K.H. Ahmad Fauzi Tidjani, dan K.H. Imam Buchori Kholil dari Bangkalan, dan K.H. Muhammad Aunul Abied, K.H. Syafiuddin Abdul Wahid, serta K.H. Mahrus Malik dari Sampang.

"Selain sebagai ajang silaturahmi antara ulama dan umara di Pulau Madura, pertemuan ini juga dalam rangka memberikan masukan sekaligus penyatuan persepsi antara ulama dan umara untuk kemajuan masyarakat Madura ke depan," kata juru bicara BASSRA Kiai Mohammad Rofi'i Baidawi.

Kiai Rofi'i dan para ulama BASSRA di Madura berkeyakinan jika semua elemen masyarakat bersatu, maka semua persoalan yang menyangkut kepentingan umum rakyat Madura bisa diselesaikan dengan baik.

Selain membahas tentang kemajuan ekonomi masyarakat Madura, pertemuan ulama dan umara se-Madura itu juga membahas tentang pentingnya kemajuan di sektor pendidikan, peningkatan pelayanan kesehatan, dan pola pendidikan politik di Madura yang mendidik, sehingga bisa mencegah terjadinya konflik antar kelompok kepentingan.

Penguatan identitas nilai-nilai ke-Islam-an melalui jalur pendidikan dengan dukungan pemerintah seperti yang telah dilakukan Pemkab Pamekasan melalui bantuan beasiswa santri, dinilai para ulama perlu dilakukan di kabupaten lain di Madura.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021