Forum Rumah Bersama Surabaya mengajak kaum perempuan untuk berani melawan ideologi radikalisme dengan menjadi duta perdamaian.

"Perempuan harus menginspirasi. Sejak peristiwa bom gereja di Surabaya tahun 2018, perempuan dan anak-anak semakin sering dilibatkan dalam aksi teror. Mereka ini adalah korban," kata salah satu anggota Forum Rumah Bersama Surabaya Wiwik Endahwati saat memperingati tiga tahun bom gereja di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela Surabaya, Senin.

Menurutnya perempuan dan anak-anak seringkali dijadikan objek untuk melakukan gerakan tak bertanggung jawab. 

Untuk itu melalui kegiatan bertema "Menolak Kekerasan Melalui Tuhan Yang Berhati Ibu" tersebut pihaknya mengajak perempuan kuat karena merupakan agen perdamaian.

"Kenapa perempuan, karena perempuan apalagi muslim saat peristiwa teror mereka adalah korban. Perempuan tidak sejahat itu. Perempuan harus menjadi agen perubahan," kata wanita yang juga Sekretaris Fatayat Nahdlatul Ulama Jawa Timur itu.

Wiwik berharap melalui kegiatan itu perempuan dapat turut serta membangun bangsa.

Kepala Paroki Santa Maria Tak Bercela Romo Alexius Kurdo Irianto menyambut baik kegiatan yang dilakukan masyarakat lintas agama tersebut.

Baginya, kegiatan seperti ini harus terus digemakan agar Indonesia menjadi aman dan damai.

"Saya senang, kegiatan seperti ini mulai muncul. Perlu didukung, jangan diremehkan. Karena kalau tidak, tidak ada momen. Ada emak-emak membuat rumah kebangsaan ini bagus," kata Romo Kurdo.

Romo Kurdo mengaku dengan senang hati ikut dalam forum tersebut untuk menyumbang pemikiran.

"Saya hanya tuan rumah yang dikunjungi. Mungkin ke depan saya akan bergabung. Saya cukup puas. Yang penting ada momen yang digemakan," ujarnya.(*)

 

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021