Kepala Sub-Unit Terminal Purabaya, Bungurasih, Sidoarjo, Jawa Timur, Imam Hidayat mengungkapkan tak ada kenaikan penumpang di terminal tersebut sebelum diberlakukannya larang mudik oleh pemerintah pada tanggal 6-17 Mei 2021.

"Untuk peningkatan penumpang tidak ada, malah turun. Armada sendiri berkurang. Berkurangnya 60 persen jika dibanding sebelum pandemi," kata Imam Hidayat di Sidoarjo, Rabu.

Imam menjelaskan penurunan armada bus juga dikarenakan perusahaan otobus (PO) memperhitungan biaya operasional. Sebab penumpang bus di Terminal Purabaya turun secara signifikan saat Pandemi COVID-19.

"Sebelum pandemi rata-rata penumpang sebanyak 28 ribu per hari. Saat ini hanya hanya 6 sampai 7 ribu penumpang saja. Sebelum pandemi pada akhir pekan ada 35 ribu penumpang, saat ini hanya 10 sampai 11 ribu," katanya.

Ditambahkan Imam, sepekan sebelum penerapan larangan mudik oleh pemerintah penumpang yang naik bus via Terminal Purabaya hanya sebanyak 6 hingga 8 ribu saja.

"Kalau prediksi saya tidak mungkin ada peningkatan. Saya lihat sampai malam pemudik tidak ada. Di jalan banyak mobil pribadi dengan banyak penumpang," ucapnya.

Sementara itu, Imam menegaskan Terminal Purabaya tidak tutup saat periode pelarangan mudik. 

"Saya tidak bisa ngomong ditutup atau tidak, namun sampai sekarang belum ada instruksi pimpinan terkait penutupan. Tapi ada surat larangan bahwa bus AKAP (antarkota antarprovinsi) dan AKDP (antarkota dalam provinsi) tidak boleh beroperasi selama periode larangan mudik," ujarnya.

"Yang beroperasi hanya angkutan rute Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan (Gerbangkertasusila). Yang penting terminal tidak ditutup," katanya.

Kementerian Perhuhungan juga memberi surat bahwa bus AKAP yang boleh beroperasi adalah yang mempunyai stiker resmi yang manifest penumpang yang ditandatangani Korsatpel Terminal Keberangkatan. (*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021