Tim dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Pusat memantau langsung pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM mikro di Kota Kediri, Jawa Timur.

Pemantauan itu sebagai upaya mengevaluasi dan memastikan penerapan PPKM mikro di daerah guna mengantisipasi penyebaran COVID-19.

"Kami koordinasi dan sinkronisasi permasalahan COVID-19 dan upaya penanggulangannya," kata Staf Ahli Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Pusat Kombes Polisi Dally Achmad Mutiara di Kediri, Selasa.

Kunjungan di wilayah Jawa-Bali di tujuh provinsi sebagai bahan evaluasi penanganan COVID-19 secara nasional.

Kegiatan itu dilakukan salah satunya temuan kasus yang terjadi di Jawa-Bali menyumbang kasus yang cukup besar di Indonesia, yakni sekitar 70 persen dari jumlah nasional. Salah satu lokasi yang dikunjungi di Kota Kediri.

Dikatakan bahwa kunjungan ini juga bermaksud menjalin komunikasi dan mobilitas dengan daerah terutama kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi dan kondisi sosial masyarakat.

"Sehingga dengan demikian diperlukan pendampingan untuk membentuk dan memperkuat posko satgas di masing-masing daerah," kata dia.

Dalam kesempatan tersebut, ia memastikan upaya Pemerintah Kota Kediri dalam mengantisipasi pemudik, utamanya pekerja migran Indonesia yang baru pulang ke Kediri.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri Indun Munawaroh mengatakan Pemkot Kediri telah membuat kebijakan dalam mengantisipasi pemudik, terutama pekerja migran Indonesia yang baru pulang. Antisipasi dipersiapkan dengan matang dengan menyediakan tempat isolasi.

"Tersedia 138 tempat isolasi yang tersebar di 46 kelurahan yang siap digunakan untuk mengisolasi pemudik yang tiba di Kota Kediri," kata Indun.

Sementara itu, untuk mengantisipasi pemudik jelang Hari Raya Idul Fitri 2021, pihaknya menegaskan akan ada check point di stasiun dan terminal bagi pemudik yang menggunakan kendaraan umum. Sedangkan yang menggunakan kendaraan pribadi, peran aktif dari RT dan RW untuk memberikan laporan.

Selain itu ia juga menyampaikan langkah strategis Pemkot Kediri untuk menekan angka kasus COVID-19 di Kota Kediri.

"Ada empat langkah strategis, meliputi gerakan donor darah konvalesen, pendataan hasil rapid antigen di setiap faskes dan laboratorium, implementasi aplikasi SIGAP dan melakukan vaksinasi," kata dia.

Dalam kegiatan itu, rombongan tidak hanya melakukan monev di ruang comand center Balai Kota Kediri, tapi juga melakukan tinjauan langsung ke lokasi, salah satunya di posko PPKM mikro Kelurahan Banjarmlati, Kota Kediri.

Kepala Kelurahan Banjarmlati Nanang Jumari menegaskan pihaknya juga siap melakukan tugas dan mendukung secara penuh upaya pemerintah untuk menekan penyebaran COVID-19, salah satunya menyediakan tempat isolasi bagi yang mudik.

Di Kelurahan Banjarmlati, Kota Kediri ini terdapat pekerja mikro yang masih dikarantina di Posko PPKM Mikro. Pekerja tersebut di tempatkan di ruang isolasi dengan diberikan fasilitas ruangan, fasilitas kesehatan, dan makanan yang baik.

"Sesuai dengan arahan dari Wali Kota Kediri kami harus menyiapkan tempat karantina bagi para pemudik yang datang kesini. Dan saat ini, di posko kami terdapat satu orang pekerja migran yang baru saja pulang dari tempatnya bekerja. Alhamdulillah, saat ini pekerja tersebut kita tempatkan di ruang isolasi yang sudah disiapkan," kata Nanang.

Di Kota Kediri, hingga Senin (3/5), kasus yang terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 1.365 orang. Dari jumlah itu, terdapat empat orang yang masih dirawat, 1.218 orang telah sembuh, dan 143 orang telah meninggal dunia. 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021