Klinik Samudra Husada Kusuma Kediri di Kediri, Jawa Timur, memberikan layanan dengan konsep "One stop service" kepada pasien, sehingga pasien yang datang bisa dilayani diperiksa kesehatannya sekaligus bisa dilakukan uji laboratorium akan sakitnya.
Kepala Klinik Samudra Husada Kusuma Kediri dr Endang Wahyu Laksmiwati MARS mengemukakan di klinik ini jumlah pasien yang datang sekitar 50 orang per hari dengan berbagai macam keluhan. Laboratorium sederhana dibuat, sehingga bisa lebih cepat mendeteksi sakit pasien.
"Di klinik kami ada laboratorium sederhana, apotek, jadi one stop service. Untuk pemeriksaan gula darah dan lain-lain. Jadi kalau bisa pasien keluar sudah bawa obat," katanya di Kediri, Jumat.
Lebih lanjut, dr Endang mengatakan klinik ini sudah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan sejak 2014. Menjadi mitra BPJS Kesehatan juga diuntungkan, karena pasien yang datang pun bisa lebih kontinue didampingi. Mereka juga bisa terpantau kesehatannya dengan memeriksakan diri ke klinik.
Di masa pandemi COVID-19, pihaknya tetap memberikan layanan optimal pada pasien. Setiap pasien yang datang maupun keluarganya juga diharuskan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku, di antaranya ketika datang ke klinik harus cuci tangan dan mengenakan masker.
Selain itu, pihaknya juga memberikan layanan lewat daring yakni pesan singkat. Layanan tanpa tatap muka dinilai juga memudahkan pasien. Mereka hanya perlu laporan gejala sakit yang dideritanya termasuk menunjukkan foto yang juga dikirim secara daring lewat jejaring WhatsApp. Jika kondisi sakitnya ringan, bisa segera dicarikan obat, namun jika berat dianjurkan datang ke klinik untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Lewat media (WhatsApp) tapi dengan catatan saya batasi bahwa layanan daring dengan gejala yang tidak berat. Kalau berat harus datang ke klinik. Misalnya kelainan kulit, saya suruh mengambil foto, karena kami pun juga perlu data. Tapi kalau VC (video call) saya tidak mau," kata perempuan yang juga Ketua Asosiasi Klinik Kota Kediri ini.
Di klinik ini, selain pasien JKN-KIS juga terdapat pasien umum. Terdapat 98 persen peserta peserta BPJS Kesehatan sedangkan sisanya adalah pasien umum. Namun, untuk layanan tidak membedakan apakah yang bersangkutan adalah pasien peserta BPJS Kesehatan atau pasien umum. Semua dilayani dengan baik. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Kepala Klinik Samudra Husada Kusuma Kediri dr Endang Wahyu Laksmiwati MARS mengemukakan di klinik ini jumlah pasien yang datang sekitar 50 orang per hari dengan berbagai macam keluhan. Laboratorium sederhana dibuat, sehingga bisa lebih cepat mendeteksi sakit pasien.
"Di klinik kami ada laboratorium sederhana, apotek, jadi one stop service. Untuk pemeriksaan gula darah dan lain-lain. Jadi kalau bisa pasien keluar sudah bawa obat," katanya di Kediri, Jumat.
Lebih lanjut, dr Endang mengatakan klinik ini sudah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan sejak 2014. Menjadi mitra BPJS Kesehatan juga diuntungkan, karena pasien yang datang pun bisa lebih kontinue didampingi. Mereka juga bisa terpantau kesehatannya dengan memeriksakan diri ke klinik.
Di masa pandemi COVID-19, pihaknya tetap memberikan layanan optimal pada pasien. Setiap pasien yang datang maupun keluarganya juga diharuskan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku, di antaranya ketika datang ke klinik harus cuci tangan dan mengenakan masker.
Selain itu, pihaknya juga memberikan layanan lewat daring yakni pesan singkat. Layanan tanpa tatap muka dinilai juga memudahkan pasien. Mereka hanya perlu laporan gejala sakit yang dideritanya termasuk menunjukkan foto yang juga dikirim secara daring lewat jejaring WhatsApp. Jika kondisi sakitnya ringan, bisa segera dicarikan obat, namun jika berat dianjurkan datang ke klinik untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Lewat media (WhatsApp) tapi dengan catatan saya batasi bahwa layanan daring dengan gejala yang tidak berat. Kalau berat harus datang ke klinik. Misalnya kelainan kulit, saya suruh mengambil foto, karena kami pun juga perlu data. Tapi kalau VC (video call) saya tidak mau," kata perempuan yang juga Ketua Asosiasi Klinik Kota Kediri ini.
Di klinik ini, selain pasien JKN-KIS juga terdapat pasien umum. Terdapat 98 persen peserta peserta BPJS Kesehatan sedangkan sisanya adalah pasien umum. Namun, untuk layanan tidak membedakan apakah yang bersangkutan adalah pasien peserta BPJS Kesehatan atau pasien umum. Semua dilayani dengan baik. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021