Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung membenarkan ada tiga orang tenaga kesehatan di daerah itu dilaporkan terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona (SARSCoV-2) usai mengikuti vaksinasi COVID-19.

"Kasus ini masih kami dalami lagi, apakah mereka terinfeksi sebelum vaksin atau sesudahnya," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung dr. Kasil Rokhmat saat dikonfirmasi awak media di sela kegiatan vaksinasi tahap pertama untuk dosis kedua bagi TNI/Polri, tenaga pendidik, tokoh agama dan tokoh masyarakat, pekerja sosial, dan wartawan di pendopo Kabupaten Tulungagung, Rabu.

Ia tidak menyebut identitas ketiga tenaga kesehatan yang terkonfirmasi COVID-19 pascavaksinasi tersebut.

"Kasus ini tidak bisa disimpulkan bahwa vaksinasi gagal dalam mencegah (penularan) COVID-19," katanya.

Kasil menjelaskan proses pembentukan antibodi dalam rangkaian program imunisasi COVID-19.

Menurut ia, vaksinasi pertama belum sepenuhnya membentuk imun COVID-19. Fase ini seseorang yang telah mendapat injeksi dosis pertama masih rentan terpapar virus corona.

Namun, jika yang terjadi adalah infeksi setelah vaksinasi dosis kedua, hal itu pun dianggap masih dalam batasan wajar karena efektivitad vaksin sekitar 65 persen sehingga kejadian itu sudah diprediksi sebelumnya.

Kendati demikian, bukan berarti vaksin tak bermakna dalam meminimalisasi penyebaran COVID-19. Vaksin tetap mempunyai makna dalam melawan virus corona.

“Vaksin tetap bermakna dari pada tidak divaksin sama sekali. Secara teori masih bisa terinfeksi setelah divaksin,” kata Kasil.

Berdasar data yang dimiliki Dinkes Tulungagung, per 9 Maret 2021 sudah ada sekitar 16 ribu warga Tulungagung yang menjalani vaksinasi COVID-19

Dari jumlah itu, 11 ribuan orang di antaranya sudah menerima vaksin dosis pertama dan kedua, sisanya baru menerima dosis pertama.

Target warga yang akan divaksin sebanyak 800 ribuan orang, dari jumlah penduduk Tulungagung sebanyak 1,2 juta jiwa.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021