Juru bicara Arema FC Sudarmaji menyayangkan pernyataan sikap Indonesia Police Watch (IPW) terkait rencana digelarnya turnamen sepak bola Piala Menpora 2021.
"Kami menyayangkan pernyataan itu dan kami minta IPW tidak memprovokasi rencana gelaran Piala Menpora 2021 yang telah mengantongi izin untuk digelar pada 21 Maret mendatang dengan ketakutan dan ancaman berlebihan terkait COVID-19," kata Sudarmaji di Malang, Rabu.
Baca juga: Arema FC segera siapkan pemain hadapi turnamen Piala Menpora 2021
Di tengah kondisi sulit dan rumit persepakbolaan di Tanah Air, kata Sudarmaji, harusnya IPW memberi solusi konstruktif kepada semua pihak, bukan memprovokasi, apalagi mengancam pihak yang terkait sepak bola Indonesia.
Pegiat sepak bola nasional mengapresiasi langkah Kapolri dan Menpora serta PSSI memberi izin digelarnya Piala Menpora 2021 dengan tetap menjalankan komitmen patuh pada aturan protokol kesehatan.
"Tujuannya, menjadikan simulasi pola hidup baru di segala aspek termasuk olahraga, dimana sepak bola menjadi salah satu aktivitas hiburan rakyat bisa tetap bergiat, namun dengan tetap menjalankan prokes," ujarnya.
Menurut dia, dari simulasi itu nantinya menjadi dasar pijakan, bagaimana semua pihak bisa berdampingan menjalankan pola hidup sehat baru tanpa mengorbankan aspek prestasi sepak bola Tanah Air.
Baca juga: Arema FC berharap kompetisi Liga 1 kembali digelar
Baca juga: Lolos lisensi AFC 2020 jadi bukti komitmen Arema FC
Ia menilai pernyataan IPW juga kurang bijak melihat fakta bahwa setahun kompetisi tidak bergulir, itu sangat berdampak kepada ribuan pelaku sepak bola nasional, mulai dari pemain, pelatih, ofisial hingga pelaku ekonomi yang bergantung kepada sepak bola.
"Sosialisasi agar tidak datang ke stadion juga telah intensif dilakukan, bahkan diatur dalam ranah regulasi pertandingan dimana diatur sanksi berat bagi klub dan fans yang melanggar," ucapnya.
Karena itu, lanjutnya, IPW diharapkan memberikan solusi kontruktif, bukan ujaran ancaman dan kekhawatiran, sebab ini juga akan berdampak kepada respons masyarakat, juga komitmen PSSI untuk terus mengelola Timnas yang ditarget berprestasi dalam sejumlah even antarnegara, meskipun dalam kondisi melawan pandemi.
"Mari kita bersinergi bersama, menjaga bersama sepak bola kita ditengah pandemi dengan saling percaya, saling menjaga, agar sepak bola tetap hidup dan bergairah berdampingan dengan upaya kita melawan pandemi, " pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Presidium IPW Neta S. Pane mengkritik Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Menpora, serta meminta kedua petinggi itu bertanggung jawab jika terjadi klaster baru COVID-19 akibat dikeluarkannya izin kompetisi musim 2021.
Akibatnya, pernyataan itu ramai di kalangan pegiat sepak bola. Padahal, PT LIB dan PSSI sebagai federasi sudah menjadwalkan kick off turnamen Piala Menpora 21 Maret mendatang.
Mereka berjanji kompetisi itu aman digelar, karena menerapkan protokol Kesehatan yang sangat ketat.
Turnamen ini, akan digelar di empat kota, yakni Bandung, Solo, Sleman, dan Malang yang diikuti 18 klub dari seluruh anggota Liga 1 termasuk Arema FC.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Kami menyayangkan pernyataan itu dan kami minta IPW tidak memprovokasi rencana gelaran Piala Menpora 2021 yang telah mengantongi izin untuk digelar pada 21 Maret mendatang dengan ketakutan dan ancaman berlebihan terkait COVID-19," kata Sudarmaji di Malang, Rabu.
Baca juga: Arema FC segera siapkan pemain hadapi turnamen Piala Menpora 2021
Di tengah kondisi sulit dan rumit persepakbolaan di Tanah Air, kata Sudarmaji, harusnya IPW memberi solusi konstruktif kepada semua pihak, bukan memprovokasi, apalagi mengancam pihak yang terkait sepak bola Indonesia.
Pegiat sepak bola nasional mengapresiasi langkah Kapolri dan Menpora serta PSSI memberi izin digelarnya Piala Menpora 2021 dengan tetap menjalankan komitmen patuh pada aturan protokol kesehatan.
"Tujuannya, menjadikan simulasi pola hidup baru di segala aspek termasuk olahraga, dimana sepak bola menjadi salah satu aktivitas hiburan rakyat bisa tetap bergiat, namun dengan tetap menjalankan prokes," ujarnya.
Menurut dia, dari simulasi itu nantinya menjadi dasar pijakan, bagaimana semua pihak bisa berdampingan menjalankan pola hidup sehat baru tanpa mengorbankan aspek prestasi sepak bola Tanah Air.
Baca juga: Arema FC berharap kompetisi Liga 1 kembali digelar
Baca juga: Lolos lisensi AFC 2020 jadi bukti komitmen Arema FC
Ia menilai pernyataan IPW juga kurang bijak melihat fakta bahwa setahun kompetisi tidak bergulir, itu sangat berdampak kepada ribuan pelaku sepak bola nasional, mulai dari pemain, pelatih, ofisial hingga pelaku ekonomi yang bergantung kepada sepak bola.
"Sosialisasi agar tidak datang ke stadion juga telah intensif dilakukan, bahkan diatur dalam ranah regulasi pertandingan dimana diatur sanksi berat bagi klub dan fans yang melanggar," ucapnya.
Karena itu, lanjutnya, IPW diharapkan memberikan solusi kontruktif, bukan ujaran ancaman dan kekhawatiran, sebab ini juga akan berdampak kepada respons masyarakat, juga komitmen PSSI untuk terus mengelola Timnas yang ditarget berprestasi dalam sejumlah even antarnegara, meskipun dalam kondisi melawan pandemi.
"Mari kita bersinergi bersama, menjaga bersama sepak bola kita ditengah pandemi dengan saling percaya, saling menjaga, agar sepak bola tetap hidup dan bergairah berdampingan dengan upaya kita melawan pandemi, " pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Presidium IPW Neta S. Pane mengkritik Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Menpora, serta meminta kedua petinggi itu bertanggung jawab jika terjadi klaster baru COVID-19 akibat dikeluarkannya izin kompetisi musim 2021.
Akibatnya, pernyataan itu ramai di kalangan pegiat sepak bola. Padahal, PT LIB dan PSSI sebagai federasi sudah menjadwalkan kick off turnamen Piala Menpora 21 Maret mendatang.
Mereka berjanji kompetisi itu aman digelar, karena menerapkan protokol Kesehatan yang sangat ketat.
Turnamen ini, akan digelar di empat kota, yakni Bandung, Solo, Sleman, dan Malang yang diikuti 18 klub dari seluruh anggota Liga 1 termasuk Arema FC.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021