Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang menyatakan bahwa deflasi sebesar 0,01 persen yang terjadi di Kota Malang, Jawa Timur, pada Februari 2021 dipicu adanya penurunan harga pada sektor transportasi.

Kepala BPS Kota Malang Sunaryo mengatakan bahwa deflasi yang terjadi pada sektor transportasi sebesar 0,72 persen tersebut, memberikan andil cukup besar mencapai 0,09 persen terhadap deflasi yang terjadi di Kota Malang.

"Inflasi masih terjadi pada kelompok pengeluaran lain, namun deflasi terjadi karena ada tekanan dari sektor transportasi yang cukup besar," kata Sunaryo, di Kota Malang, Senin.

Sunaryo menjelaskan, pada kelompok transportasi tersebut, penurunan harga tiket pesawat mencapai 6,29 persen, dengan andil mencapai 0,07 persen. Selain itu, penurunan harga tiket kereta api sebesar 7,67 persen, memberikan andil sebesar 0,01 persen.

Sunaryo menambahkan, dari 11 kelompok pengeluaran, tercatat ada sebanyak tujuh kelompok yang mengalami inflasi, dan dua kelompok lain mengalami deflasi. Deflasi terjadi pada kelompok pengeluaran transportasi, dan kelompok makanan minuman, dan tembakau.

"Tujuh kelompok mengalami inflasi, dua kelompok deflasi, dan dua lainnya tetap," kata Sunaryo.

Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi pada Februari 2021 adalah, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,50 persen, dan kelompok penyedia jasa makanan minuman atau restoran sebesar 0,25 persen.

Kemudian, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,15 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 0,11 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,10 persen, kelompok kesehatan 0,09 persen, dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen.

Untuk kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok pengeluaran transportasi sebesar 0,72 persen, dan kelompok makanan minuman, dan tembakau sebesar 0,01 persen. Sementara untuk kelompok pendidikan, dan perawatan pribadi dan jasa lainnya tetap.

Sunaryo menambahkan, jika dilihat lebih dalam, selain penurunan harga pada komoditas angkutan udara, tarif angkutan kereta api, deflasi Kota Malang juga dipengaruhi adanya penurunan harga daging ayam ras sebesar 2,07 persen.

Kemudian, tahu mentah turun 4,06 persen, emas perhiasan turun 1,3 persen, ayam hidup turun 4,28 persen, dan daging sapi turun sebesar 0,72 persen. Sementara untuk komoditas yang tercatat mengalami kenaikan harga diantaranya adalah cabai rawit sebesar 7,44 persen.

"Selain itu ada kenaikan biaya tukang bukan mandor, cabai merah, mobil, dan upah asisten rumah tangga," kata Sunaryo.

Kota Malang merupakan satu-satunya kota di Jawa Timur yang tercatat mengalami deflasi pada Februari 2021. Sementara untuk kota-kota lainnya, tercatat mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Surabaya 0,29 persen, dan terendah di Sumenep sebesar 0,02 persen.

Tercatat, selain Kota Surabaya dan Sumenep, inflasi juga terjadi di Kota Madiun sebesar 0,08 persen, Kota Kediri 0,07 persen, Kota Probolinggo 0,05 persen, Banyuwangi 0,09 persen, dan Jember sebesar 0,12 persen.
 

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021