Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika mengingatkan kepada nelayan terkait dengan potensi gelombang tinggi akibat adanya pusat tekanan rendah di Samudera Hindia Selatan Jawa Timur.

Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo saat dihubungi dari Surabaya, Rabu mengingatkan agar diperhatikan beberapa risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran.

"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," ujarnya.

Ia mengatakan, perahu nelayan harap waspada di kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter termasuk juga kapal tongkang, kapal fery, kapal kargo.

"BMKG mendeteksi adanya pusat tekanan rendah di wilayah perairan sebelah selatan Nusa Tenggara yang dapat berpotensi menjadi bibit siklon tropis. Termasuk di beberapa wilayah perairan berpotensi mengalami gelombang tinggi akibat adanya pusat tekanan rendah di Samudera Hindia Selatan Jawa Timur," ujarnya.

Ia menjelaskan, bibit siklon terpantau di Samudera Hindia sebelah Selatan Jawa Timur dengan posisi di sekitar 13.7 derajat LS-116.3 derajat BT atau sekitar 625 kilometer dari lepas pantai Jawa Timur.

"Kecepatan angin maksimum di sekitar sistem bibit siklon berkisar 25 knots (46 km/jam)," katanya.

Ia mengatakan, data angin perlapisan menunjukkan adanya sirkulasi di lapisan bawah yang sangat ideal untuk model pertumbuhan siklon tropis, pada lapisan 700 mb dan 500 mb sirkulasi terlihat sedikit melebar dan bergeser ke utara.

"Pada lapisan atas kecepatan angin lemah dan pola beraian cukup kuat, geser angin vertikal sedikit lemah 10 – 15 knots, dan suhu muka laut yang hangat 29-30 derajat celcius cukup mendukung untuk peningkatan pertumbuhan bibit siklon tersebut menjadi Siklon Tropis," katanya.

Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem seperti puting beliung, hujan lebat disertai kilat atau petir, hujan es.

"Dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin," katanya. (*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021