Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur terus memantau kondisi persawahan dengan total luas sekitar 876 hektare (ha)  yang terendam banjir selama sepekan terakhir, untuk mengantisipasi risiko gagal panen.

"Seluruh petugas pertanian di lapangan yang ada di UPT-UPT, sudah kami kerahkan untuk mendata dan memantau dampak banjir di wilayah masing-masing" kata Kepala Dinas Pertanian Tulungagung, Suprapti di Tulungagung, Jumat.

Ia menyebut, kerusakan terparah terjadi di wilayah Kecamatan Rejotangan, dengan total luasan mencapai 281 ha sawah yang ditanami padi. Banjir di wilayah ini tersebar di 13 desa.

Sementara di Kecamatan Kalidawir, genangan air hingga ketinggian 50 cm menggenangi persawahan di enam desa dengan luasan sekitar 280 hektare.

"Yang terparah terjadi di Desa Domasan dengan luas lahan pertanian terendam banjir sekitar 140 hektare," katanya.

Tanaman padi yang terendam rata-rata berusia antara 14 - 40 hari. Sedang tanaman bawang merah berada di Desa Ngrance Kecamatan Pakel seluas 0,14 hektare, dan di di Desa Kendal seluas 0,25 hektare dengan usia tanaman antara 14-50 hari.

Secara teknis penentuan kerusakan tanaman baru bisa ditentukan jika terendam selama lima hari. Jika terendam selama sehari saja, tanaman belum bisa dikatakan rusak.

Saat ini Dinas Pertanian sudah menjamin kerusakan dari tanaman petani dengan asuransi petani. Program tersebut sudah berjalan selama beberapa tahun terakhir, dan terus diperluas.

"Kalau petani ikut (asuransi petani) maka ada penggantian dari kerusakan," katanya.

Sedang untuk yang belum ikut asuransi pertanian, jika tanaman padi yang terendam benar-benar rusak dan harus tanam ulang, maka akan diusahakan bantuan benih. (*)
 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021