Tim investigasi yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Selasa (2/2), tiba di sebuah fasilitas kesehatan hewan di kota Wuhan, provinsi Hubei, China, dalam upaya penyelidikan awal mula pandemi COVID-19.
Tim independen tersebut sebelumnya telah mengunjungi rumah sakit, pusat pengendalian penyakit regional, dan juga pasar makanan laut di kota Huanan--yang diyakini sebagai lokasi klaster infeksi COVID pertama pada akhir 2019.
Perjalanan investigasi ini berjalan dengan "sangat baik", kata Peter Daszak, salah satu anggota tim yang merupakan presiden EcoHealth Alliance, merespons pernyataan Reuters sebelum memasuki pusat kesehatan hewan.
Pusat yang menangani epidemi hewan tersebut dapat memberikan informasi mengenai bagaimana endemi virus corona pada kelelawar ladam (horseshoe bat) di barat daya China bisa menular ke manusia, yang kemungkinan melalui spesies perantara.
Peter Ben Embarek, pakar WHO di bidang penyakit zoonotik--yang menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya, menjadi salah satu anggota dalam kunjungan ini.
Para anggota tim yang mengenakan alat pelindung diri (APD) terlihat berada di dalam kompleks pusat kesehatan hewan. Sementara seorang petugas, yang juga mengenakan APD, mendisinfeksi jalan di luar usai mereka masuk.
Pada Senin (1/2), pejabat kedaruratan WHO, Mike Ryan, menyebut bahwa investigasi ini barangkali tidak akan menjawab seluruh pernyataan tentang asal mula COVID-19, dan menyebutnya sebagai "kisah detektif" yang justru memunculkan pertanyaan baru.
Ryan juga mengkritik pihak yang menyebut mereka tidak akan menerima temuan tim investigasi.
"Tim harusnya mendapatkan dukungan dari masyarakat internasional dan semestinya dapat menyelesaikan pekerjaan mereka," kata dia.
Sumber: Reuters (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Tim independen tersebut sebelumnya telah mengunjungi rumah sakit, pusat pengendalian penyakit regional, dan juga pasar makanan laut di kota Huanan--yang diyakini sebagai lokasi klaster infeksi COVID pertama pada akhir 2019.
Perjalanan investigasi ini berjalan dengan "sangat baik", kata Peter Daszak, salah satu anggota tim yang merupakan presiden EcoHealth Alliance, merespons pernyataan Reuters sebelum memasuki pusat kesehatan hewan.
Pusat yang menangani epidemi hewan tersebut dapat memberikan informasi mengenai bagaimana endemi virus corona pada kelelawar ladam (horseshoe bat) di barat daya China bisa menular ke manusia, yang kemungkinan melalui spesies perantara.
Peter Ben Embarek, pakar WHO di bidang penyakit zoonotik--yang menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya, menjadi salah satu anggota dalam kunjungan ini.
Para anggota tim yang mengenakan alat pelindung diri (APD) terlihat berada di dalam kompleks pusat kesehatan hewan. Sementara seorang petugas, yang juga mengenakan APD, mendisinfeksi jalan di luar usai mereka masuk.
Pada Senin (1/2), pejabat kedaruratan WHO, Mike Ryan, menyebut bahwa investigasi ini barangkali tidak akan menjawab seluruh pernyataan tentang asal mula COVID-19, dan menyebutnya sebagai "kisah detektif" yang justru memunculkan pertanyaan baru.
Ryan juga mengkritik pihak yang menyebut mereka tidak akan menerima temuan tim investigasi.
"Tim harusnya mendapatkan dukungan dari masyarakat internasional dan semestinya dapat menyelesaikan pekerjaan mereka," kata dia.
Sumber: Reuters (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021