Pelaksana Tugas Menteri Pertahanan Amerika Serikat Christopher Miller pada Senin (18/1) mengatakan Biro Investigasi Federal (FBI) membantu militer memeriksa identitas dan rekam jejak lebih dari 25.000 pasukan Garda Nasional di Washington.
Puluhan ribu pasukan Garda Nasional itu dikerahkan oleh pemerintah untuk menjaga Gedung Kongres, Capitol, dan mengawal acara pelantikan presiden AS terpilih, Joe Biden, Rabu (20/1).
Pemerintah AS untuk pertama kalinya mengerahkan pasukan dari Garda Nasional dalam jumlah besar di Capitol setelah adanya bentrok antara massa pendukung Trump dan polisi di Gedung Kongres AS pada 6 Januari 2021. Akibat insiden itu, lima orang tewas dan banyak anggota dewan yang terpaksa bersembunyi karena takut diburu massa.
Tidak hanya pengerahan pasukan, aparat keamanan juga memasang pagar kawat besi dan melarang masyarakat untuk mendekat ke kawasan tertentu, utamanya Capitol dan daerah di sekitarnya.
Miller melalui pernyataan tertulisnya, Senin, mengatakan pemeriksaan terhadap pasukan bantuan itu umum dilakukan pada acara-acara besar. Sejauh ini belum ada laporan intelijen yang menyatakan bahwa ada ancaman dari dalam untuk acara pelantikan presiden, kata Miller.
"Kami akan memeriksa seluruh aspek yang ada demi mengamankan ibu kota," sebut Miller menegaskan.
Ia mengapresiasi bantuan yang diberikan FBI untuk melakukan pemeriksaan tersebut.
Harian The Washington Post/The Post pada Senin melaporkan ada laporan intelijen berisi peringatan terhadap aparat keamanan bahwa ada kemungkinan para ekstremis sayap kanan akan menyamar sebagai anggota pasukan Garda Nasional di Washington.
The Post melaporkan dokumen itu tidak menyebutkan rencana-rencana menyerang acara pelantikan presiden.
Angkatan Darat AS pada Selasa mengatakan pihaknya bekerja sama dengan FBI untuk memeriksa hubungan para penyerang dengan aparat keamanan. Tentara juga menggandeng badan intelijen untuk mempelajari apakah 10.000 anggota Garda Nasional yang berjaga di pelantikan presiden perlu melewati tahapan pemeriksaan lainnya.
Pelaksana Tugas Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Peter Gaynor, Senin, menerangkan pemeriksaan yang dilakukan FBI merupakan salah satu upaya mencegah adanya penyusup.
Gaynor, saat diwawancarai oleh Fox News, mengatakan ia tidak melihat bukti terkait rencana penyerangan, tetapi aparat keamanan hanya ingin memastikan "tidak ada sudut yang tidak diperiksa" saat transisi damai pemerintahan di AS.
Pemerintah AS selama beberapa hari terakhir telah menutup akses masuk ke sejumlah tempat hiburan, di antaranya termasuk National Mall di Washington. Kepolisian juga menutup jembatan di atas Sungai Potomac yang memisahkan Virginia dan District of Columbia.
Sejumlah stasiun kereta bawah tanah (subway) juga akan ditutup saat acara pelantikan presiden terpilih, Joe Biden, berlangsung, Rabu.
Sejauh ini, ada satu perusahaan bis yang memberhentikan sementara layanan ke Washington jelang pelantikan Biden. Sementara itu, penyedia jasa penginapan Airbnb juga menutup layanan pemesanan kamar di Washington satu minggu jelang pelantikan presiden baru AS.
Beberapa maskapai penerbangan juga menetapkan aturan keamanan baru untuk tujuan Washington D.C. dan daerah sekitarnya.
Sumber: Reuters (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Puluhan ribu pasukan Garda Nasional itu dikerahkan oleh pemerintah untuk menjaga Gedung Kongres, Capitol, dan mengawal acara pelantikan presiden AS terpilih, Joe Biden, Rabu (20/1).
Pemerintah AS untuk pertama kalinya mengerahkan pasukan dari Garda Nasional dalam jumlah besar di Capitol setelah adanya bentrok antara massa pendukung Trump dan polisi di Gedung Kongres AS pada 6 Januari 2021. Akibat insiden itu, lima orang tewas dan banyak anggota dewan yang terpaksa bersembunyi karena takut diburu massa.
Tidak hanya pengerahan pasukan, aparat keamanan juga memasang pagar kawat besi dan melarang masyarakat untuk mendekat ke kawasan tertentu, utamanya Capitol dan daerah di sekitarnya.
Miller melalui pernyataan tertulisnya, Senin, mengatakan pemeriksaan terhadap pasukan bantuan itu umum dilakukan pada acara-acara besar. Sejauh ini belum ada laporan intelijen yang menyatakan bahwa ada ancaman dari dalam untuk acara pelantikan presiden, kata Miller.
"Kami akan memeriksa seluruh aspek yang ada demi mengamankan ibu kota," sebut Miller menegaskan.
Ia mengapresiasi bantuan yang diberikan FBI untuk melakukan pemeriksaan tersebut.
Harian The Washington Post/The Post pada Senin melaporkan ada laporan intelijen berisi peringatan terhadap aparat keamanan bahwa ada kemungkinan para ekstremis sayap kanan akan menyamar sebagai anggota pasukan Garda Nasional di Washington.
The Post melaporkan dokumen itu tidak menyebutkan rencana-rencana menyerang acara pelantikan presiden.
Angkatan Darat AS pada Selasa mengatakan pihaknya bekerja sama dengan FBI untuk memeriksa hubungan para penyerang dengan aparat keamanan. Tentara juga menggandeng badan intelijen untuk mempelajari apakah 10.000 anggota Garda Nasional yang berjaga di pelantikan presiden perlu melewati tahapan pemeriksaan lainnya.
Pelaksana Tugas Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Peter Gaynor, Senin, menerangkan pemeriksaan yang dilakukan FBI merupakan salah satu upaya mencegah adanya penyusup.
Gaynor, saat diwawancarai oleh Fox News, mengatakan ia tidak melihat bukti terkait rencana penyerangan, tetapi aparat keamanan hanya ingin memastikan "tidak ada sudut yang tidak diperiksa" saat transisi damai pemerintahan di AS.
Pemerintah AS selama beberapa hari terakhir telah menutup akses masuk ke sejumlah tempat hiburan, di antaranya termasuk National Mall di Washington. Kepolisian juga menutup jembatan di atas Sungai Potomac yang memisahkan Virginia dan District of Columbia.
Sejumlah stasiun kereta bawah tanah (subway) juga akan ditutup saat acara pelantikan presiden terpilih, Joe Biden, berlangsung, Rabu.
Sejauh ini, ada satu perusahaan bis yang memberhentikan sementara layanan ke Washington jelang pelantikan Biden. Sementara itu, penyedia jasa penginapan Airbnb juga menutup layanan pemesanan kamar di Washington satu minggu jelang pelantikan presiden baru AS.
Beberapa maskapai penerbangan juga menetapkan aturan keamanan baru untuk tujuan Washington D.C. dan daerah sekitarnya.
Sumber: Reuters (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021