Sedikitnya 300 keluarga penerima manfaat di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mengundurkan diri sebagai penerima bantuan Program Keluarga Harapan atau PKH setelah pemerintah daerah menempeli stiker di rumah-rumah mereka.

"Mereka mundur dari kepesertaan PKH karena mengaku malu dengan adanya stiker yang tertempel di rumahnya yang menyebutkan bahwa yang bersangkutan menerima bantuan," kata Koordinator Pendamping PKH Pamekasan Hanafi di Pamekasan, Minggu.

Umumnya, peserta PKH yang mengundurkan diri tergolong rumahnya bagus, tetapi saat program dicanangkan mengaku kurang mampu dan perlu mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Program pemasangan stiker di rumah-rumah warga peserta PKH itu saat pemerintah memberikan bantuan khusus, berupa kebutuhan bahan pokok.

Penempelan dilakukan oleh petugas gabungan dari Dinas Sosial Pamekasan, TNI, dan polisi, serta petugas pendamping PKH di masing-masing kecamatan.

Pemasangan stiker kepada peserta PKH yang menerima bantuan sosial ini sebagai upaya pemerintah agar penerima bantuan diketahui oleh banyak orang, sehingga kontrol atas penyalahgunaan bisa lebih ketat.

"Dan ini juga sesuai dengan arahan Bupati Pamekasan Baddrut Tamam agar data penerima bantuan terverifikasi dengan jelas, dan publik bisa melakukan kontrol secara langsung," katanya.

Dengan adanya tambahan 300 keluarga penerima manfaat (KPM) yang mengundurkan diri ini, maka total jumlah keluarga peserta PKH yang mengundurkan diri di Pamekasan bertambah.

Sebelumnya pada akhir 2020, Dinas Sosial Pemkab Pamekasan merilis, sebanyak 15.175 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Progam Keluarga Harapan (PKH) yang tergraduasi atau keluar dari kepesertaan PKH, karena dinilai telah mampu dan mandiri secara ekonomi.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021