Emas melemah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), saat kegagalan signifikan menembus level resistensi 1.850 dolar AS per ounce mendorong penjualan teknis, dengan optimisme didorong oleh vaksin yang secara keseluruhan juga mendorong investor untuk mengabaikan data pekerjaan AS yang lemah.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, turun tipis 1,1 dolar AS atau 0,06 persen menjadi ditutup pada 1.837,40 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (9/12/2020), emas berjangka anjlok 36,4 dolar AS atau 1,94 persen menjadi 1.838,50 dolar AS.

Emas berjangka bertambah 8,9 dolar AS atau 0,48 persen menjadi 1.874,90 dolar AS pada Selasa (8/12/2020), setelah terangkat 26 dolar AS atau 1,41 persen menjadi 1.866,00 dolar AS pada Senin (7/12/2020), dan turun 1,10 dolar AS atau 0,06 persen menjadi 1.840,00 dolar AS akhir pekan lalu (4/12/2020).



"Kegagalan teknis di atas 1.850 dolar AS membuat pembeli kurang agresif. Para investor sebagian besar telah keluar dan itu terasa lebih seperti mengalokasikan kembali uang sungguhan," kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam dasar dan mulia di BMO.

"Ke depan, emas sedang mencari kisaran yang nyaman dengan prospek kenaikan yang lebih lembut secara keseluruhan."

Bukti lebih lanjut dari pemulihan pasar tenaga kerja yang terhenti, data menunjukkan bahwa jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim pertama kali untuk tunjangan pengangguran melonjak minggu lalu dengan Amerika Serikat di tengah gelombang baru infeksi dan penguncian yang diakibatkannya.



Emas awalnya naik setelah data pekerjaan dan sikap akomodatif lebih lanjut dari Bank Sentral Eropa (ECB).

Dalam upaya untuk membantu ekonomi zona euro yang menderita akibat gelombang kedua pandemi, ECB kembali melonggarkan kebijakan dan menjaga pemerintah, biaya pinjaman perusahaan pada rekor terendah.

Tetapi "ada beberapa kekecewaan dengan ekspektasi bahwa mereka (ECB) akan memperpanjang program bukan sembilan, tapi 12 bulan," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

"Banyak investor lebih berhati-hati menjelang liburan, Anda akan melihat pergerakan yang lebih tidak menentu karena kami tidak akan memiliki volume yang stabil," Moya menambahkan.

Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, telah meningkat sekitar 21 persen sepanjang tahun ini didukung oleh stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dilepaskan di seluruh dunia pada 2020.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 10,4 sen atau 0,43 persen menjadi ditutup pada 24,094 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 9,2 dolar AS atau 0,9 persen menjadi menetap pada 1.027,7 dolar AS per ounce. (*)

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020