Dinas Pendidikan Kota Kediri, Jawa Timur, masih belum membahas rencana pembelajaran tatap muka di sekolah yang telah dizinkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim di masa pandemi COVID-19.

"Belum, ini kan masih konsentrasi di ujian semester. Awal Desember ujian semesteran SD sampai SMP," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Siswanto di Kediri, Rabu.

Pihaknya sudah menerima informasi kebijakan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim yang mengizinkan kepala derah dan kantor wilayah Kementerian Agama untuk menentukan sendiri pembelajaran tatap muka di wilayahnya. Kebijakan tersebut mulai berlaku pada semester genap tahun ajaran 2020/2021 atau mulai Januari 2021.

"Itu panduan untuk semester depan di Januari. Nanti kalau semester genap bisa tatap muka dengan catatan harus ada izin dari pemkot, satgas. Nanti orang tua bagaimana, dilewatkan satuan pendidik masing-masing. Jika orang tua setuju bisa jika orang tua tidak setuju tetap belajar di rumah," kata dia.

Ia mengakui beberapa perwakilan dari masyarakat pernah bertemu dengannya sekitar pekan lalu. Mereka mempertanyakan kapan pembelajaran tatap muka diselenggarakan, salah satunya karena orang tua harus bekerja sehingga tidak bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar anak saat daring.

"Kemauan ibu-ibu dan dinas sama. Mereka ingin agar tatap muka, karena orang tua bekerja. Saya juga senang. Kalau situasi COVID-19 sudah berkurang, dari Kementerian sudah sikapi kami menyambut baik untuk tumbuh kembang anak tidak masalah," kata dia.

Sementara itu, Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Kediri menyatakan hingga kini belum ada sekolah di Kota Kediri yang mengajukan izin untuk pembelajaran tatap muka.

"Belum ada yang mengajukan izin dari sekolah. Setelah sekolah mengajukan izin, mana yang siap gugus tugas akan melihat sarana dan prasarana," kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Kediri dr Fauzan Adima.

Selain harus mengevaluasi sarana dan prasarana, pihaknya juga harus memastikan psikis anak-anak, apakah mereka sudah siap untuk menerapkan protokol kesehatan.

"Dari pola pikir pengawasnya siapa, apakah UKS, ini masih perlu dibicarakan," kata dia.

Pihaknya saat ini belum menggelar rapat dengan Dinas Pendidikan Kota Kediri serta jajaran kepala sekolah baik SMP dan SD di kota ini. Saat ini, pihaknya masih menunggu instansi terkait.

Di Kota Kediri, lanjut dia, kasusnya COVID-19 juga mengalami kenaikan. Terdapat tambahan kasus dalam beberapa waktu terakhir, karena transmisi lokal.

"Kasusnya naik lagi. Memang zona tidak berlaku, tapi penambahan kasus masih jadi pertimbangan. Artinya, jika mengingat transmisi lokal penyebaran tinggi, rasanya belum bisa," kata dia.

Di Kota Kediri, kasus COVID-19 hingga Rabu (25/11) mencapai 375 orang. Dari jumlah itu, 58 orang masih dirawat, 37 masih dipantau, 262 sudah sembuh, dan 18 orang meninggal dunia.

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020