Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, dr Dewi Vironica membantah tudingan informasi yang beredar bahwa RSUD Tongas "mengcovidkan" atau menyatakan status sebagai pasien COVID-19 pada seorang ibu hamil di kabupaten setempat untuk meraup keuntungan.

"RSUD Tongas 'mengcovidkan' ibu hamil itu tidak benar karena yang terjadi adalah ibu hamil tersebut di Puskesmas Besuk sudah bukaan 7 dengan hasil rapid test antibodi reaktif," katanya di Kabupaten Probolinggo, Selasa.

Untuk itu, ibu hamil itu rencananya dirujuk ke RSUD Waluyo Jati Kraksaan, Probolinggo, tetapi ruang isolasi di RSUD setempat penuh sehingga harus dirujuk ke RSUD Tongas.

Menurutnya, Puskesmas Besuk sudah memberikan komunikasi informasi dan edukasi kepada suaminya, kemudian suami juga sudah menandatangani surat persetujuan rujuk ke RSUD Tongas. Bahkan, Puskesmas Besuk sudah mengambil gambar video proses edukasi kepada keluarga tersebut.

"Video sudah dikirim ke RSUD Tongas sebagai syarat sebelum merujuk dan sudah diterima oleh RSUD Tongas. Setelah melahirkan, esok harinya pasien dilakukan tes usap tanggal 12 dan 13 Nopember 2020," katanya.

Terkait adanya intimidasi dari petugas kesehatan, pihaknya menyatakan tidak benar mengenai hal tersebut karena siapapun pasti akan dilayani, baik itu di rumah sakit maupun di puskesmas.

"Apalagi dengan kondisi yang darurat, seperti ibu hamil tersebut yang sudah bukaan 7, pasti akan ditangani dulu emergency-nya," katanya.

Ia menjelaskan ibu hamil biasanya memiliki sistem imun yang rendah sehingga rentan untuk terinfeksi, baik virus maupun bakteri karena di masa pandemi, siapapun dapat tertular, termasuk ibu hamil, meskipun sebagian besar ibu hamil tersebut tanpa gejala atau bergejala ringan.

"Ibu hamil perlu dilakukan pemeriksaan COVID-19 untuk menentukan penatalaksanaan kehamilannya. Infeksi vertikal ibu ke bayi sejauh ini belum terbukti, tetapi tetap harus menjaga kebersihan diri, proteksi diri dan menerapkan 3M atau menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan," katanya.

Ia mengatakan hasil tes usap yang lama keluar karena sejak hari Jumat pekan lalu, Laboratorium COVID-19 di RSUD Waluyo Jati Kraksaan ada kendala dengan alat/reagen PCR-nya, sehingga pemeriksaan sampel pada minggu-minggu tersebut sempat tertunda.

"Hasil swab pertama dan kedua hasilnya sudah keluar. Dua-duanya hasilnya positif semua. KIE kepada keluarga sudah dilakukan, akhirnya keluarga menerima penjelasan dan tetap melanjutkan rawat inap di RSUD Tongas," demikian Dewi Vironica.
 

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020