Kepolisian Resor Situbondo, Jawa Timur, mengamankan tiga orang pemuda yang diduga sebagai penyusup dalam unjuk rasa menolak Undang-Undang Cipta Kerja yang dilakukan ratusan orang yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Jumat.
"Ada tida orang yang kami amankan yang diduga penyusup, dan saat ini masih diperiksa untuk mengetahui apakah yang bersangkutan merupakan organisasi yang melakukan unjuk rasa hari ini," ujar Kasat Reskrim Polres Situbondo AKP Agus Widodo di sela aksi rasa di DPRD Situbondo.
Menurut dia, tiga orang pemuda itu diamankan oleh petugas saat kericuhan unjuk rasa yang berlangsung di depan kantor DPRD setempat. Katanya, satu dari tiga pemuda itu diketahui membawa senjata tajam.
Unjuk rasa ratusan orang mahasiswa ini sempat ricuh saat keranda mayat yang dibawa demonstran dibakar di depan kantor DPRD. Saat polisi memadamkan api itulah para demonstran mulai bereaksi dan kericuhan tak dapat terhindarkan.
Bahkan, mobil water canon yang disiagakan di lokasi unjuk rasa langsung menembakkan meriam air itu ke arah massa, dan sehingga kericuhan mereda.
Kericuhan semakin mereda setelah Ketua DPRD Situbondo Edy Wahyudi keluar dan menemui demonstran. Bahkan politikus PKB itu naik ke atas mobil pikap milik pengunjuk rasa dan menyampaikan dukungannya penolakan Undang Undang Cipta Kerja.
"Kami mendukung apa yang menjadi tuntutan adik-adik mahasiswa, dan hari ini juga akan kami sampaikan aspirasinya ke DPR RI dan presiden," katanya.
Tak hanya Ketua DPRD, Wakil Ketua Komisi II DPRD Situbondo Hadi Prianto yang juga menemui demonstran juga naik ke atas pikap dan turut berorasi mendukung penolakan RUU Cipta Kerja yang telah disahkan DPR RI.
"Salam pergerakan, salam pergerakan, salam pergerakan. Saya sebagai Wakil Ketua Komisi II, mendukung adik-adik semua untuk menolak UU Cipta Kerja. Mari kita kawal bersama-sama," ucap-nya di hadapan demonstran.
Usai Ketua DPRD Situbondo menandatangani dukungan menolak UU Cipta Kerja, massa membubarkan diri dengan tertib, dan bahkan mereka juga membersihkan sampah-sampah yang berserakan sebelum meninggal lokasi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Ada tida orang yang kami amankan yang diduga penyusup, dan saat ini masih diperiksa untuk mengetahui apakah yang bersangkutan merupakan organisasi yang melakukan unjuk rasa hari ini," ujar Kasat Reskrim Polres Situbondo AKP Agus Widodo di sela aksi rasa di DPRD Situbondo.
Menurut dia, tiga orang pemuda itu diamankan oleh petugas saat kericuhan unjuk rasa yang berlangsung di depan kantor DPRD setempat. Katanya, satu dari tiga pemuda itu diketahui membawa senjata tajam.
Unjuk rasa ratusan orang mahasiswa ini sempat ricuh saat keranda mayat yang dibawa demonstran dibakar di depan kantor DPRD. Saat polisi memadamkan api itulah para demonstran mulai bereaksi dan kericuhan tak dapat terhindarkan.
Bahkan, mobil water canon yang disiagakan di lokasi unjuk rasa langsung menembakkan meriam air itu ke arah massa, dan sehingga kericuhan mereda.
Kericuhan semakin mereda setelah Ketua DPRD Situbondo Edy Wahyudi keluar dan menemui demonstran. Bahkan politikus PKB itu naik ke atas mobil pikap milik pengunjuk rasa dan menyampaikan dukungannya penolakan Undang Undang Cipta Kerja.
"Kami mendukung apa yang menjadi tuntutan adik-adik mahasiswa, dan hari ini juga akan kami sampaikan aspirasinya ke DPR RI dan presiden," katanya.
Tak hanya Ketua DPRD, Wakil Ketua Komisi II DPRD Situbondo Hadi Prianto yang juga menemui demonstran juga naik ke atas pikap dan turut berorasi mendukung penolakan RUU Cipta Kerja yang telah disahkan DPR RI.
"Salam pergerakan, salam pergerakan, salam pergerakan. Saya sebagai Wakil Ketua Komisi II, mendukung adik-adik semua untuk menolak UU Cipta Kerja. Mari kita kawal bersama-sama," ucap-nya di hadapan demonstran.
Usai Ketua DPRD Situbondo menandatangani dukungan menolak UU Cipta Kerja, massa membubarkan diri dengan tertib, dan bahkan mereka juga membersihkan sampah-sampah yang berserakan sebelum meninggal lokasi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020