Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS) memutuskan untuk menambah kuota wisatawan ke kawasan Gunung Bromo, di Jawa Timur, menjadi 40 persen dari total kapasitas daya tampung.
Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas BB-TNBTS Sarif Hidayat mengatakan jumlah kuota wisatawan ke Gunung Bromo akan ditambah menjadi 1.265 orang per hari, pada Senin (14/9).
"Rencana kuota kunjungan pada tahap dua menjadi 40 persen, sesuai dengan kesepakatan para pihak terhitung Senin 14 September 2020," kata Sarif, di Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu.
Jumlah total kunjungan wisatawan ke kawasan Gunung Bromo pada tahap pertama, ditetapkan sebesar 739 orang per hari, atau 20 persen dari total kapasitas. Mulai 14 September 2020, kuota tersebut ditambah menjadi 1.265 wisatawan per hari.
Secara rinci, penambahan tersebut terbagi dari, area Penanjakan menjadi 250 orang per hari, dari sebelumnya 178 orang, Bukit Kedaluh menjadi 129 orang, dari sebelumnya 86 orang, dan Bukit Cinta menjadi 42 orang, dari sebelumnya 28 orang per hari.
Kemudian, kuota pada area Mentigen ditambah menjadi 150 wisatawan per hari, dari sebelumnya 100 orang per hari, dan kawasan Savana atau Teletubbies, kuota ditambah menjadi 694 orang, dari sebelumnya 347 orang wisatawan.
"Penambahan dilakukan usai ada evaluasi pelaksanaan reaktivasi selama dua minggu, dan dinyatakan berjalan kondusif. Dalam rapat, disimpulkan bahwa opsi penambahan secara bertahap menjadi 40 persen diambil," kata Sarif.
Sarif menambahkan, beberapa poin penting lain yang disepakati pada rapat evaluasi tersebut antara lain adalah, usia pengunjung atau wisatawan dibatasi minimal 10 tahun, dan maksimal 60 tahun.
"Keputusan itu mempertimbangkan daya tahan tubuh, berdasarkan informasi yang ada, usia di bawah 10 tahun, dan di atas 60 tahun, rentan daya tahan tubuhnya," ujar Sarif.
Pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mengharapkan, penerapan protokol kesehatan yang telah dilakukan, bisa terus diterapkan guna meminimalisir risiko penyebaran COVID-19 di kawasan tersebut.
"Protokol kesehatan dan prosedur standard yang sudah ada harus tetap dipedomani dan diterapkan," ujar Sarif.
Beberapa protokol yang diatur adalah, wisatawan harus mendaftar secara online, sebelum menuju ke Gunung Bromo. Selain itu, wajib menyertakan surat keterangan sehat, dan bebas Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), dari puskesmas.
Kawasan Bromo merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur. Tercatat, sepanjang 2019, jumlah kunjungan wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mencapai 690.831 orang.
Dari jumlah total tersebut, sebanyak 669.422 orang merupakan wisatawan dalam negeri, sementara 21.409 lainnya merupakan wisatawan mancanegara. Total Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari kunjungan wisatawan itu mencapai Rp22,86 miliar pada 2019. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020