Pemprov Jawa Timur mengembangkan Pusat Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI) di sejumlah daerah demi menekan angka kekerasan anak selama masa pandemi COVID-19.

"Dalam situasi ini memang dibutuhkan pelayanan terpadu dan bisa menjangkau seluruh warga. PKSAI bisa menjadi salah satu solusi yang bisa dihadirkan di berbagai daerah," kata Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kementerian Sosial Kanya Eka Santi, dalam webinar Pengembangan PKSAI di Jawa Timur yang digelar oleh LPA Tulungagung bersama UNICEF dan dipantau di Tulungagung, Kamis.

Sejumlah narasumber pengisi materi dalam webinar yang diikuti lebih dari 130 peserta perwakilan lembaga/dinas dan berbagai lembaga sosial terkait itu sepakat bahwa PKSAI menjadi solusi integratif mencegah tingginya angka kekerasan anak di masa pandemi COVID-19..

Kanya mengemukakan bahwa sepanjang pandemi COVID-19 yang sudah enam bulan berjalan, jumlah kekerasan anak di Indonesia justru mengalami peningkatan.

Sampai akhir Agustus 2020 saja, kata dia, sudah ada 12.855 kasus yang melibatkan anak. "Jumlah serupa pada tahun lalu terjadi hingga Bulan Desember 2019. Ini masih Agustus sudah mencapai 12.855 kasus yang melibatkan anak," katanya.
Suasana webinar Pengembangan PKSAI di Jawa Timur yang digelar oleh LPA Tulungagung bersama UNICEF, Kamis (10/9/2020). (IST)

Kepala Dinas Sosial Jawa Timur Dr. Alwi menambahkan peningkatan kasus kekerasan anak selama pandemi didominasi hal-hal yang berkaitan dengan pelecehan seksual, pencurian, dan perkelahian.

"Situasi ini perlu layanan khusus, terutama pendampingan kepada pelaku, korban dan sanksi. Dan semua ini butuh layanan khusus, seperti PKSAI," katanya.

Kepala Perwakilan UNICEF untuk Pulau Jawa Arie Rukmantara menuturkan pandemi COVID-19 menjadi tantangan PKSAI dalam memahami berbagai perbedaan yang terjadi dengan anak.

"Sebab ketika awal pandemi datang, berbagai respons begitu beragam ditunjukkan para orang tua, termasuk juga sisi kepanikan. Parenting dan menjaga anak bersama-sama bisa menjadi solusi," ujarnya.

Selama masa pandemi ini, katanya, prioritas pembangunan pun harus dilakukan secara berkelanjutan. Anak-anak yang banyak waktu di rumah bisa dikenalkan dengan teknologi yang bisa membuat mereka produktif dan kreatif, seperti membuat konten video maupun produk lainnya.

Child Protection Specialist UNICEF Indonesia Astrid Gonzaga Dionisio mengatakan pihaknya memberikan apresiasi atas pengembangan PKSAI di Jatim.

Lima tahun lalu, pihaknya seperti mimpi bisa membangun PKSAI pertama di Kabupaten Tulungagung. Saat ini, kolaborasi dan komitmen dari berbagai pihak akan mempercepat pendirian PKSAI baru lainnya di Jatim.

Komitmen itu tidak hanya Dinas Sosial, tapi juga ada DP3A Jatim, Bappeda serta berbagai universitas yang mendukung. "Desain layanan yang cepat, terintegrasi dan cekatan itulah yang diinginkan Presiden Joko Widodo," katanya. 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020