Unit Kegiatan Mahasiswa HIMMARFI (Himpunan Mahasiswa Penggemar Fotografi) STIKOSA - AWS, menggelar pameran foto yang menceritakan kisah di balik pandemi COVID-19, dengan berbagai narasi yang belum banyak diketahui publik bertajuk "INTRIK" di Visma Gallery Surabaya secara daring (dalam jaringan) maupun luring (luar jaringan).
Ketua pelaksana pameran, Deva Ardi Listiyant mengatakan pameran ini diikuti oleh 11 pameris dengan jumlah karya sebanyak 109 foto yang dikerjakan selama 2 bulan.
"Pameran ini menjelaskan tentang dampak-dampak dari COVID-19 yang sebenarnya, bukan yang direkayasa," ucap Deva.
Selain itu foto-foto yang dipamerkan menghadirkan eksposisi fotografi tentang berbagai bentuk perubahan sosial di kalangan masyarakat. Mulai dari sepinya stasiun kereta api, adaptasi seni musik dan teater, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dirintis oleh para korban PHK, kondisi ekonomi dari kelas bawah hingga atas sampai dengan zona beserta ragam kebaharuannya.
Menurut Muni Moon sebagai kurator, pameran foto "INTRIK" ini adalah bentuk dedikasi teman-teman peserta Himmarfi Intermediate Training (HIT) terhadap dunia jurnalistik dewasa ini, melihat fenomena pandemi di kota Surabaya, Jawa Timur.
"Fotografi sebagai alat yang mampu membekukan realitas sejarah peradaban manusia. Dan sebagai ruang kontemplasi untuk kita kembali merenungkan apa yang sudah kita perbuat terhadap alam semesta. Apakah selama ini kita sudah merawatnya dengan baik, atau sebaliknya? Tanpa sadar kita sudah merampas hak-hak makhluk hidup di muka bumi ini,” ujar Muni.
Pameran foto "INTRIK" ini dapat disaksikan melalui instagram live mulai dari 7 hingga 13 September 2020.
Meski demikian, pengunjung juga bisa datang langsung ke lokasi pameran dengan sejumlah penerapan protokol kesehatan, untuk menghindari penyebaran Corona Virus Disease 2019 atau COVID-19.
Pengunjung yang datang hanya dibatasi sebanyak delapan orang dalam satu ruangan, serta mewajibkan mengenakan masker. Pameran dibuka mulai pukul 14.00 - 20.00 WIB. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Ketua pelaksana pameran, Deva Ardi Listiyant mengatakan pameran ini diikuti oleh 11 pameris dengan jumlah karya sebanyak 109 foto yang dikerjakan selama 2 bulan.
"Pameran ini menjelaskan tentang dampak-dampak dari COVID-19 yang sebenarnya, bukan yang direkayasa," ucap Deva.
Selain itu foto-foto yang dipamerkan menghadirkan eksposisi fotografi tentang berbagai bentuk perubahan sosial di kalangan masyarakat. Mulai dari sepinya stasiun kereta api, adaptasi seni musik dan teater, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dirintis oleh para korban PHK, kondisi ekonomi dari kelas bawah hingga atas sampai dengan zona beserta ragam kebaharuannya.
Menurut Muni Moon sebagai kurator, pameran foto "INTRIK" ini adalah bentuk dedikasi teman-teman peserta Himmarfi Intermediate Training (HIT) terhadap dunia jurnalistik dewasa ini, melihat fenomena pandemi di kota Surabaya, Jawa Timur.
"Fotografi sebagai alat yang mampu membekukan realitas sejarah peradaban manusia. Dan sebagai ruang kontemplasi untuk kita kembali merenungkan apa yang sudah kita perbuat terhadap alam semesta. Apakah selama ini kita sudah merawatnya dengan baik, atau sebaliknya? Tanpa sadar kita sudah merampas hak-hak makhluk hidup di muka bumi ini,” ujar Muni.
Pameran foto "INTRIK" ini dapat disaksikan melalui instagram live mulai dari 7 hingga 13 September 2020.
Meski demikian, pengunjung juga bisa datang langsung ke lokasi pameran dengan sejumlah penerapan protokol kesehatan, untuk menghindari penyebaran Corona Virus Disease 2019 atau COVID-19.
Pengunjung yang datang hanya dibatasi sebanyak delapan orang dalam satu ruangan, serta mewajibkan mengenakan masker. Pameran dibuka mulai pukul 14.00 - 20.00 WIB. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020