Raisa dan komposer Andi Rianto meluncurkan single "Bahasa Kalbu", remake dari lagu terkenal Titi DJ hampir dua dekade lalu yang menjadi lagu tema sinetron "Cinta".

Ide untuk menyanyikan ulang "Bahasa Kalbu" muncul dari respons positif penonton konser Magenta Orchestra XV, yang dipimpin Andi Rianto, tahun lalu.

"Bahasa Kalbu", karya milik Titi DJ, Andi Rianto, dan Dorie Kalmas, versi Raisa kali ini terasa lebih megah karena diiringi orkestra, hal baru untuk solois yang belum pernah punya lagu full orchestra.

Sosok Raisa biasanya akrab dengan aransemen musik pop bersama format full band yang diisi instrumen gitar, keyboard, drum, bass sebagai pondasi dasar musik.

"Kesempatan menyanyi dengan full orchestra enggak sesering itu, enggak akan pernah salah dengan orkestra," ujar Raisa dalam konferensi pers daring, Jumat.

"Gue harap bisa membawa lagu ini untuk pendengar yang lebih muda," lanjutnya.

Raisa mengatakan, dia ingin menciptakan "Bahasa Kalbu" versinya sendiri yang diharapkan bisa dinikmati pencinta musik.

Bagi Andi Rianto, "Bahasa Kalbu" adalah lagu istimewa karya pertamanya di industri musik Indonesia yang langsung menuai kesuksesan.

"Ini lagu pertama, tiba-tiba 'meledak', jadi sinetron. 'Ya Allah, masuk TV lagu gue'," Andi mengenang perasaannya saat itu.

Dulu, komposer yang telah memenangi 5 penghargaan AMI Awards tahun 1999 lalu membawakannya secara minimalis hanya dengan iringan keyboard. 21 tahun kemudian, lagu ini dihidupkan kembali bersama Raisa dengan aransemen yang lebih kaya. Keinginan itu sudah muncul sejak bertahun-tahun lalu.

"Saya dari tahun 2016 sudah berpikir ingin remake 'Bahasa Kalbu' dan Raisa yang menyanyikannya," kata Andi.

"Raisa berhasil membuat lagu ini jadi lagunya sendiri," puji dia.

Raisa pertama kali menyanyikan "Bahasa Kalbu" dengan Andi Rianto di acara perayaan 15 tahun Magenta Orchestra.

“Melihat respons yang bagus dari penonton yang melihat performance Raisa Bersama Magenta Orchestra, kami JUNI Records berpikir untuk merekam lagu ini. Lagu 'Bahasa Kalbu' ini punya magnet sendiri yang selalu membuat banyak orang merinding in good way,” tutur Adryanto Pratono, CEO JUNI Records.

Lagu ini seharusnya dirilis pada April lalu, namun ditunda akibat pandemi virus corona. Pengambilan video klip yang bernuansa hitam putih pun berlangsung hanya beberapa hari sebelum pembatasan wilayah berskala besar di Jakarta.
 

Pewarta: Nanien Yuniar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020