Wali Kota Kediri, Jawa Timur, Abdullah Abu Bakar yang didampingi sejumlah pejabat kota setempat memaparkan layanan 'home care peduli'' untuk warga yang membutuhkan di hadapan dewan juri dalam ajang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) Provinsi Jawa Timur Tahun 2020 secara daring.

Wali Kota mengemukakan layanan ini dipersembahkan untuk masyarakat khususnya bagi mereka yang merasa jauh dari fasilitas kesehatan. Layanan itu tidak hanya tentang masalah kesehatan, melainkan juga mengatasi masalah nonkesehatan.

"Tim kami ini holistik yaitu semua akan diurus 'home care peduli'. Jadi tidak hanya pasien yang dibawa ke rumah sakit, tetapi misal ada anaknya yang tidak bisa sekolah bisa dikoneksikan ke Dinas Pendidikan. Kalau tidak punya akte, akan dikoneksikan ke Dispendukcapil," kata Wali Kota di Kediri, Rabu.

Pihaknya mengungkapkan, ide dari inovasi 'home care peduli' ini adalah Pemerintah Kota Kediri ingin masyarakat khususnya yang kurang mampu terlayani dengan baik dengan pembiayaan yang terjamin.

"Kami ingin bagaimana melayani warga yang benar-benar kurang mampu, ke rumah sakit takut karena biaya, nah ini dilayani. Selain itu, menjembatani jarak antara program JKN dan program kesehatan yang lainnya. Lalu menyelesaikan persoalan nonmedis terkait ekonomi, sosial, pendidikan yang terintegrasi," kata dia.

Dalam layanan ini, lanjut dia, ada tim fasilitas kesehatan (faskes) yang terdiri dari dokter, psikolog, perawat, operator telepon, sopir ambulans, humas, fisioterapi, apoteker, penyuluh kesehatan masyarakat, ahli gizi dan Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM).

"Sedangkan tim nonfasilitas kesehatan (faskes) ada pengurus RT/RW, kelurahan, kecamatan, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, DP3AP2KB, Dispendukcapil, Satpol PP serta PKK," ujar dia.

Lebih lanjut, Mas Abu, sapaan akrabnya menambahkan sejak diluncurkan pada Mei 2016, layanan "Home care peduli" telah merawat 212 pasien dengan berbagai penyakit. Sistem kerjanya warga telepon atau menghubungi nomor Whatsapp di nomor 0812 1608 7000, lalu tim akan melakukan asesmen awal kondisi pasien, berkoordinasi dengan tim lapangan. Kemudian, tim bergerak menuju lokasi pasien, dan melakukan penanganan di tempat atau membawa ke rumah sakit.

"Contoh kasus yang pernah kami temukan yaitu pasien tumor payudara. Akhirnya dioperasi dan alhamdulillah sekarang orangnya sehat. Lalu signifikasinya setiap tahun naik karena bapak/ ibu RT paham bahwa di Kota Kediri kesehatannya gratis. Jadi bawa KTP saja di Kota Kediri itu sudah gratis, maka banyak yang mengantarkan langsung ke faskes-faskes tersebut. Artinya paradigma yang dulu fasilitas kesehatan kelihatan sangar, habisnya mahal itu sudah kita geser," jelas dia.

Ia menambahkan, juga ada dampak untuk sosial ekonomi yaitu meningkatkan kualitas hidup, menumbuhkan solidaritas antarwarga dengan melibatkan RT, RW, Satgas PPA, Tim Reaksi Cepat (TRC) Dinsos Kota Kediri, dan Satpol PP, untuk menolong warga yang sakit serta mensosialisasikan hidup sehat.

"Program ini juga sudah diadopsi beberapa kabupaten/ kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah," tambah dia.

Mas Abu juga menceritakan pengalaman tim "Home care peduli" merawat pasien tumor payudara hingga sembuh.

"Kami tahunya dilaporkan melalui media sosial facebook dan kami cari tahu media sosialnya lalu didatangi dan ternyata benar. Seorang ibu yang tinggal di belakang Taman Makam Pahlawan yang dulunya bekerja di Sidoarjo, memiliki benjolan yang semakin lama semakin membesar. Akhirnya kami urus semuanya, bawa ke rumah sakit," kata dia.

Sebenarnya, kata wali kota, pasien tersebut tidak mau, karena sudah pasrah. Namun, anaknya didekati dan diberi pengertian kalau sudah diobati dan ditangani baik-baik.

"Nah akhirnya setelah itu kami rawat dan sudah disepakati dengan dokter rumah sakit bahwa jika tidak bisa ditangani oleh dokter yang ada di rumah sakit kita, maka akan dibawa ke Rumah Sakit Dokter Soetomo, dan kami antar. Karena tidak bekerja, yang ada di rumah ini kami berikan sembako. Dirawat sampai orangnya benar-benar sembuh dan alhamdulillah hari ini orangnya sudah bisa gendong cucu," kata Wali Kota.

Layanan "Home care peduli" (Profesional, Empatik, Dedikatif, Utuh, Langsung dan Integratif) merupakan salah satu inovasi pelayanan publik Pemerintah Kota Kediri yang masuk dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) Provinsi Jawa Timur Tahun 2020, bersaing dengan 44 nominator lain yang nantinya akan dinilai untuk masuk ke tahap selanjutnya yaitu 30 besar.

Dalam pemaparan itu, Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri Fauzan Adima dan Lurah Mrican Yuli Rachmawati mempresentasikan secara langsung inovasi layanan "Home care peduli" di hadapan dewan juri secara daring di Ruang Joyoboyo, Balai Kota Kediri.

Adapun dewan juri Kovablik Provinsi Jawa Timur Tahun 2020 terdiri dari Guru Besar Fisipol Universitas Airlangga (Unair) Prof Jusuf Irianto, Direktur The Jawa Pos Institute of Pro Otonomi Dr Rohman Budianto, Advisor Program Transformasi – GIZ wilayah Jatim Redhi Setiadi, Provincial Coordinator Kinerja – ADB East Java Dina Limanto dan Responsive Governance KOMPAK, East Java, Didik Purwondanu. 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020