Rumah Edukasi Batik Wistara di Surabaya, yang para pekerjanya merupakan penyandang difabel tuna rungu wicara, memproduksi kreasi batik dengan motif virus corona (COVID-19), selama masa pandemi yang telah berlangsung sekitar enam bulan terakhir.

Pengelola Rumah Edukasi Batik Wistara Ariyono Setiawan mengungkapkan seluruh pekerjanya berasal dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rehabilitasi Sosial Tuna Rungu Wicra Bangil, Pasuruan, Jawa Timur.

"Mungkin yang menjadi viral saat ini, pada momen pandemi seperti sekarang, untuk ide unik  yang lagi booming dituangkan ke dalam motif batik, ya virus corona itu sendiri. Jadi, adik-adik dari UPT Rehabilitasi Sosial Bangil ini saya arahkan untuk membuat motif tersebut untuk diaplikasikan menjadi karya batik," katanya saat dikonfirmasi di Surabaya, Sabtu.

Pembuatannya menggunakan metode canting cap, yaitu gambar virus yang diinformasikan berasal dari Wuhan, China, itu terlebih dahulu diukir di atas kardus tebal. 

Kemudian dicelupkan ke dalam "malam" atau lilin yang telah dipanaskan, untuk selanjutnya ditempelkan di atas bidang kain berwarna putih.

Setelah itu, diwarnai dengan cara dilukis, serta direndam menggunakan air panas, untuk kemudian dikeringkan agar warna-warni yang telah dituangkan menjadi awet. 

Ariyono menyebut kreasi batik motif COVID-19 dari para penyandang difabel tuna rungu wicara ini mendapat respon positif di pasaran. 

"Salah satunya pernah diborong oleh PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN melalui Program PLN Peduli," ujarnya. 

Hingga kini pun Rumah Edukasi Batik Wistara kebanjiran pesanan batik motif COVID-19, yang dipesan banyak pihak dari berbagai komunitas maupun instansi di wilayah Kota Surabaya dan sekitarnya. 

Ariyono menandaskan batik motif COVID-19 tersebut tidak hanya diproduksi dalam bentuk kain, yang biasanya dapat diolah kembali untuk menjadi kemeja atau jenis pakaian lainnya, melainkan juga dibuat secara khusus untuk masker.
 

Pewarta: Hanif Nashrullah/Naufal Ammar Imaduddin

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020