Fakultas Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama (Unusa) Surabaya meluncurkan program Public Assement, Information and Education For Health (PESONA) sebagai kepedulian mereka terkait penanganan kesehatan masyarakat di Surabaya maupun Jawa Timur.

Rektor Unusa Prof Achmad Jazidie di sela peluncuran program PESONA melalui daring di Surabaya, Rabu, mengatakan dengan program tersebut Unusa ingin lebih berperan aktif dalam penanganan kesehatan masyarakat di Jatim.

"Program unggulan ini dikembangkan sebagai wadah untuk mengoptimalkan peran para sivitas akademika di lingkungan Fakultas Kesehatan Unusa dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sebagai wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi," ujarnya.

Dijelaskannya Program PESONA Unusa merupakan program unggulan Fakultas Kesehatan yang lebih menitikberatkan pada program-program yang bertujuan sebagai upaya preventif serta promotif kesehatan bagi masyarakat luas.

Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Timur, Dr Himawan Estu Bagijo menjelaskan adanya pandemi COVID-19 membuat tenaga kesehatan sangat dibutuhkan di rumah sakit maupun puskesmas yang ada di dalam maupun luar negeri.

"Jadi Disnakertrans Jatim sudah mempersiapkan untuk tenaga kesehatan yang ingin mengasah kemampuan bahasanya dengan laboratorium bahasa agar dapat bersaing dalam dunia industri di luar negeri," ucap Himawan.

Dari data Disnakertrans Jatim, ada sekitar 3,8 persen atau kurang lebih 800 ribu orang pengangguran. Dengan kondisi tersebut, pihaknya meminta masyarakat untuk bisa mengembangkan tidak hanya hard skill namun juga soft skill.

"Dengan diasahnya soft skill maupun hard skill membuat kreativitas calon pekerja akan lebih memiliki daya jual yang cukup baik," ucap Himawan

Sementara Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Jatim Mohamad Yoto menilai jika serapan untuk tenaga kesehatan di wilayah itu masih masih minim.

"Jadi memang saat ini Dinkes Jatim masih melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang memang dibutuhkan," ucapnya.

Yoto menjelaskan tenaga kesehatan saat ini sangat dibutuhkan sebagai agen kuratif dan preventif untuk promosi kesehatan.

"Terlebih untuk promosi kesehatan ini agar masyarakat bisa lebih tertib menjaga kesehatan mereka," ujarnya.

Dengan adanya peran agen kuratif maupun preventif ini membuat angka ketertiban masyarakat Jatim dalam menggunakan masker. (*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020