Gempa bumi bermagnitudo 5,5 mengguncang wilayah Laut Flores, Nusa Tenggara Timur pada Rabu pagi pukul 06.33.58 WIB dan guncangannya dirasakan hingga ke Denpasar, Bali.
"Dampak gempa berupa guncangan dirasakan di daerah Denpasar II Modified Mercalli Intensity (MMI), yaitu getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Berdasarkan analisis BMKG gempa bumi tersebut memiliki parameter "update" dengan magnitudo 5,8 dan tidak berpotensi tsunami.
Dia menjelaskan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,29 lintang selatan (LS) dan 120,43 bujur timur (BT) atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 130 km arah selatan Kota Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan pada kedalaman 599 km.
Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dalam akibat adanya aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (Normal Fault).
Hingga saat ini, katanya, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Hingga pukul 07.00 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan.
"Masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," demikian Rahmat Triyono. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Dampak gempa berupa guncangan dirasakan di daerah Denpasar II Modified Mercalli Intensity (MMI), yaitu getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Berdasarkan analisis BMKG gempa bumi tersebut memiliki parameter "update" dengan magnitudo 5,8 dan tidak berpotensi tsunami.
Dia menjelaskan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,29 lintang selatan (LS) dan 120,43 bujur timur (BT) atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 130 km arah selatan Kota Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan pada kedalaman 599 km.
Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dalam akibat adanya aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (Normal Fault).
Hingga saat ini, katanya, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Hingga pukul 07.00 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan.
"Masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," demikian Rahmat Triyono. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020