Presiden RI Joko Widodo menyampaikan empat pesan kepada Forum Rektor Indonesia (FRI) dalam sambutannya di acara pembukaan Konferensi FRI 2020 yang dilakukan secara virtual, dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Menurut Presiden, Forum Rektor Indonesia memegang peran penting dari sisi penyiapan sumber daya manusia, untuk mencegah Indonesia terjebak dalam perangkap pendapatan menengah (middle income trap).
"Saya meyakini Forum Rektor Indonesia punya peran besar. Oleh karena itu saya berpesan beberapa hal," ujar Presiden.
Pertama, Presiden mengajak Forum Rektor Indonesia agar jangan hanya menjadi forum komunikasi, tapi harus dikemas menjadi forum saling peduli dan saling berbagi.
Presiden mengatakan universitas yang mampu bisa membantu yang tidak mampu. Universitas yang memiliki sesuatu bisa membantu yang tidak punya.
"Berbagi pengalaman secara daring, berbagi kurikulum dan silabus, berbagi koleksi perpustakaan secara daring, berbagi dosen dan perkuliahan secara daring untuk maju bersama, memajukan mahasiswa di seluruh Indonesia. Ini saya meyakini bisa dilakukan Forum Rektor Indonesia," jelasnya.
Kedua, Presiden mengajak para rektor dan Forum Rektor Indonesia untuk memfasilitasi mahasiswa untuk bisa belajar kepada siapa saja. Presiden menekankan mahasiswa tidak hanya belajar kepada dosen, tapi juga belajar kepada pelaku industri, wirausahawan, praktisi pemerintahan, praktisi hukum dan pelaku lapangan lain.
Tujuannya agar mahasiswa dapat menangkap perubahan dunia yang dinamis, yang dipicu disrupsi dan hiperkompetisi yang terjadi sekarang ini.
"Di era disrupsi dan hiper kompetisi sekarang, dunia berubah sangat cepat. Banyak hal belum sempat dibukukan sudah berubah di lapangan, banyak karakter kerja yang tidak bisa ditangkap hanya melalui membaca, tapi harus melalui mengalami pengalaman nyata, itu lah pentingnya memerdekakan mahasiswa agar bisa belajar kepada siapa saja," jelasnya.
Ketiga, Presiden mengajak perguruan tinggi lebih aktif bekerja sama dengan industri, termasuk bekerja sama dengan kawasan industri terdekat di wilayahnya.
Presiden menyampaikan perguruan tinggi dapat mengajak kawasan industri terdekat bekerja sama, membuka fakultas atau departemen atau program studi di kawasan itu yang karakter keilmuannya dekat dengan industri di kawasan tersebut.
"Kerja sama dengan industri bukan hanya untuk memberi pengalaman kerja kepada mahasiswa tapi perguruan tinggi juga bisa kerja sama untuk penelitian dan pengembangan teknologi, untuk riset dan development dunia industri, sekaligus pengembangan ilmu murni," ujar Presiden.
Terakhir, yang menurut Presiden paling penting, perguruan tinggi harus memberikan perhatian besar kepada kesehatan fisik dan mental mahasiswa.
Presiden meminta perguruan tinggi membangun karakter mahasiswa yang hati dan pikirannya merah putih untuk Indonesia, berakhlak mulia, bermental baja dan memegang teguh Pancasila.
Suasana kampus, menurut Kepala Negara, harus memperkokoh rasa kebangsaan, menghargai kebhinnekaan dalam persaudaraan dan persatuan, berintegritas tinggi dan anti korupsi serta toleransi dan menghargai demokrasi.
"Bapak ibu adalah orang tua yang bertanggungjawab terhadap masa depan mereka sekaligus masa depan Indonesia. Semua itu harus kita lakukan dengan cepat, dengan sangat segera. Mari manfaatkan puncak bonus demografi sekarang untuk mencetak generasi muda unggul untuk membangun Indonesia maju," ujar Presiden.
Kepala Negara mengingatkan usia satu abad Republik Indonesia sudah dekat yakni pada tahun 2045. Artinya tinggal 25 tahun mendatang.
Presiden mengajak seluruh pihak mencetak sejarah bersama, dengan membuktikan Indonesia tidak terjebak pada perangkap pendapatan menengah atau middle income trap.
"Mari kita buktikan tahun 2045 Indonesia mampu menjadi negara berpenghasilan tinggi yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia," ujar dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Menurut Presiden, Forum Rektor Indonesia memegang peran penting dari sisi penyiapan sumber daya manusia, untuk mencegah Indonesia terjebak dalam perangkap pendapatan menengah (middle income trap).
"Saya meyakini Forum Rektor Indonesia punya peran besar. Oleh karena itu saya berpesan beberapa hal," ujar Presiden.
Pertama, Presiden mengajak Forum Rektor Indonesia agar jangan hanya menjadi forum komunikasi, tapi harus dikemas menjadi forum saling peduli dan saling berbagi.
Presiden mengatakan universitas yang mampu bisa membantu yang tidak mampu. Universitas yang memiliki sesuatu bisa membantu yang tidak punya.
"Berbagi pengalaman secara daring, berbagi kurikulum dan silabus, berbagi koleksi perpustakaan secara daring, berbagi dosen dan perkuliahan secara daring untuk maju bersama, memajukan mahasiswa di seluruh Indonesia. Ini saya meyakini bisa dilakukan Forum Rektor Indonesia," jelasnya.
Kedua, Presiden mengajak para rektor dan Forum Rektor Indonesia untuk memfasilitasi mahasiswa untuk bisa belajar kepada siapa saja. Presiden menekankan mahasiswa tidak hanya belajar kepada dosen, tapi juga belajar kepada pelaku industri, wirausahawan, praktisi pemerintahan, praktisi hukum dan pelaku lapangan lain.
Tujuannya agar mahasiswa dapat menangkap perubahan dunia yang dinamis, yang dipicu disrupsi dan hiperkompetisi yang terjadi sekarang ini.
"Di era disrupsi dan hiper kompetisi sekarang, dunia berubah sangat cepat. Banyak hal belum sempat dibukukan sudah berubah di lapangan, banyak karakter kerja yang tidak bisa ditangkap hanya melalui membaca, tapi harus melalui mengalami pengalaman nyata, itu lah pentingnya memerdekakan mahasiswa agar bisa belajar kepada siapa saja," jelasnya.
Ketiga, Presiden mengajak perguruan tinggi lebih aktif bekerja sama dengan industri, termasuk bekerja sama dengan kawasan industri terdekat di wilayahnya.
Presiden menyampaikan perguruan tinggi dapat mengajak kawasan industri terdekat bekerja sama, membuka fakultas atau departemen atau program studi di kawasan itu yang karakter keilmuannya dekat dengan industri di kawasan tersebut.
"Kerja sama dengan industri bukan hanya untuk memberi pengalaman kerja kepada mahasiswa tapi perguruan tinggi juga bisa kerja sama untuk penelitian dan pengembangan teknologi, untuk riset dan development dunia industri, sekaligus pengembangan ilmu murni," ujar Presiden.
Terakhir, yang menurut Presiden paling penting, perguruan tinggi harus memberikan perhatian besar kepada kesehatan fisik dan mental mahasiswa.
Presiden meminta perguruan tinggi membangun karakter mahasiswa yang hati dan pikirannya merah putih untuk Indonesia, berakhlak mulia, bermental baja dan memegang teguh Pancasila.
Suasana kampus, menurut Kepala Negara, harus memperkokoh rasa kebangsaan, menghargai kebhinnekaan dalam persaudaraan dan persatuan, berintegritas tinggi dan anti korupsi serta toleransi dan menghargai demokrasi.
"Bapak ibu adalah orang tua yang bertanggungjawab terhadap masa depan mereka sekaligus masa depan Indonesia. Semua itu harus kita lakukan dengan cepat, dengan sangat segera. Mari manfaatkan puncak bonus demografi sekarang untuk mencetak generasi muda unggul untuk membangun Indonesia maju," ujar Presiden.
Kepala Negara mengingatkan usia satu abad Republik Indonesia sudah dekat yakni pada tahun 2045. Artinya tinggal 25 tahun mendatang.
Presiden mengajak seluruh pihak mencetak sejarah bersama, dengan membuktikan Indonesia tidak terjebak pada perangkap pendapatan menengah atau middle income trap.
"Mari kita buktikan tahun 2045 Indonesia mampu menjadi negara berpenghasilan tinggi yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia," ujar dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020