Pemerintah Kabupaten Pamekasan di Pulau Madura, Jawa Timur, Rabu, melakukan tes cepat di Mandhapa Agung Ronggosukowati Pamekasan terhadap 99 santri asal wilayah itu yang hendak kembali ke Pondok Pesantren Sidogiri Kabupaten Pamekasan.

"Tes cepat terhadap para santri yang hendak kembali ke pesantren ini sebagai salah satu upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Pamekasan Achmad Marsuki.

Satu per satu santri diminta untuk mendaftarkan diri kepada petugas, lalu dilakukan pengecekan suhu tubuh, sebelum akhirnya dilakukan tes cepat.

Beberapa orang petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pamekasan juga melakukan penyemprotan disinfektan pada barang-barang bawaan para santri, termasuk yang digunakan para santri untuk kembali ke pondok pesantren.

Sekitar 20 personel tenaga medis dari Dinas Kesehatan Pamekasan diterjunkan dalam pelaksanaan tes cepat terhadap 99 santri Sidogiri yang hendak kembali ke pesantren ini.

Saat pelaksanaannya, para santri yang datang ke Mandhapa Agung Ronggosukowati dengan mengendarai dua armada bus ini didampingi oleh pengurus alumni santri Pondok Pesantren Sidogiri Kabupaten Pamekasan.

Beberapa jam kemudian, tes cepat kepada 99 santri tersebut selesai dan tidak ditemukan ada santri yang reaktif.

"Alhamdulillah hasilnya nonreaktif," kata Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Dinkes Kabupaten Pamekasan dr Nanang Suyanto seusai pelaksanaan tes cepat.

Kendatipun demikian, sambung Nanang, setelah tiba di pesantren, mereka nantinya tetap menerapkan protokol kesehatan, antara lain sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan selalu menggunakan masker.

"Intinya, protokol kesehatan ini hendaknya diterapkan tidak hanya pada saat di luar pesantren, tetapi juga di dalam pesantren, karena ini demi kebaikan bersama," kata Nanang.

Setelah dipastikan semua santri nonreaktif berdasarkan hasil tes cepat itu, Bupati Pamekasan Baddrut Tamam selanjutnya memberangkan ke-99 santri asal Pamekasan yang akan kembali ke Pondok Pesantren Sidogiri itu.

Bupati dalam kesempatan itu meminta, agar para santri nantinya bisa memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. Ia yakin pola hidup sehat bisa diterapkan, karena ajaran pesantren telah menyebutkan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman.

"Annadhofatu minal iman/ kebersihan itu adalah sebagian dari iman, itu yang harus menjadi pegagangan kita bersama," kata bupati.

Sementara itu, Wakil Ketua Alumni Santri Sidogiri Kabupaten Pamekasan KH Muhammad Idris menyampaikan terima kasih atas kepedulian Pemkab Pamekasan yang telah memfasilitasi keberangkatan para santri ke Pondok Pesantren Sidogiri.

"Atas nama alumni santri Pondok Pesantren Sidogiri, kami menyampaikan terima kasih kepada Bupati Pamekasan Baddrut Tamam," ucap "Ra Idris" sapaan Kiai Muda Pengasuh Pondok Pesantren Nasrul Ulum, Bagandan, Pamekasan ini.

Keberangkatan seluruh santri dari Pamekasan ke Pondok Pesantren Sidogiri dibagi tiga tahap. Yakni pada tanggal 1 Juli 2020 sebanyak 99 santri lalu pada tanggal 12 Juli 2020 sebanyak 150 santri, dan tanggal 25 Juli 2020 sebanyak 200 orang santri.

"Jadi santri asal Pamekasan yang kembali ke Pondok Pesantren Sidogiri saat ini adalah tahap tahap pertama," katanya.

Tes cepat dan pemberlakukan protokol kesehatan kepada para santri asal Pamekasan yang menempuh pendidikan di lembaga pondok pesantren oleh Pemkab Pamekasan tidak hanya pada santri Sidogiri.

Sebelumnya pada 25 Juni 2020 tim medis Dinkes Pamekasan juga melakukan tes cepat kepada para santri asal wilayah itu yang hendak kembali ke Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Sumenep, Jawa Timur.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020