Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur mendorong seluruh sekolah dan industri tetap menerapkan pendidikan vokasi sistem ganda meski di tengah pandemi COVID-19, sebab kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni dan sesuai dengan permintaan dunia usaha serta industri masih sangat tinggi.

Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto di Surabaya, Kamis mengatakan pandemi tidak harus menjadi penghalang terus bergerak maju, dan persiapan harus segera dilakukan pihak sekolah dan dunia usaha dan industri, agar ketika sekolah sudah dibuka atau ada peluang di industri, keberadaan SDM siap dijalankan.

"Pelaksanaan program vokasi sangat penting mengingat kebutuhan SDM mumpuni dan sesuai dengan permintaan dunia usaha dan industri sangat tinggi, oleh karena itu harus segera melakukan persiapan dan perencanaan," kata Adik yang juga menjabat Ketua Badan Koordiansi Sertifikasi Profesi (BKSP) Jatim itu.

Kadin, kata dia, akan berkoordinasi dengan tiga instansi terkait, yaitu dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim, Dinas Ketenagakerjaan, Transmigrasi dan Kependudukan (Disnakertransduk) Jatim dan Dinas pendidikan (Dindik) Jatim untuk membicarakan hal tersebut.

"Kami akan berusaha membicarakan ini, dan bagaimana pemagangan atau pendidikan vokasi semakin bermanfaat ditengah pandemi COVID-19," kata Adik kepada wartawan.

Adik mengakui, program vokasi di Indonesia belum sepenuhnya sempurna dan masih dalam tahap mencari yang terbaik, namun saat ini jauh lebih baik dibanding sistem pendidikan pemagangan sebelumnya, dimana anak didik tidak sepenuhnya dididik sesuai dengan keahlian dan kualifikasi keilmuan yang dimiliki.

Menurutnya, pihak sekolah maupun dunia usaha dan industri sangat tertarik dan antusias untuk kembali melaksanakannya program vokasi meski di tengah pandemi, namun program itu menjadi terhenti dan belum bisa kembali dilaksanakan.

"Hal ini terlihat dari banyaknya peserta webinar yang digelar Kadin Jatim bersama BKSP Jatim dan IHK Trier Jerman yang mencapai 528 peserta. Dilihat dari presentasi itu antusiasme peserta untuk menggerlar pendidikan vokasi sangat banyak," katanya.

Oleh karena itu, kata Adik, pihaknya akan terus mendorong agar kembali dilaksanakan pendidikan vokasi, namun tetap mengikuti protokol kesehatan yang berlaku.

Perwakilan dari IHK Trier Jerman atau lembaga serupa Kadin asal Jerman yang hadir dalam kegiatan webbinar, Andreas Gpada mengakui, pandemi adalah waktu yang tepat mempersiapkan segalanya, baik dari sisi sekolah maupun dari sisi industri.

"Praktek memang harus di lapangan. Memang sedikit agak susah, tetapi ada konten yang berkenaan dengan keilmuan atau profesi yang bisa dilakukan secara daring. Ini bisa belajar dulu. Intinya kita harus memulai dari sekarang,” katanya.

Ia mengatakan, dalam penerapan pendidikan vokasi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti isi atau kurikulum yang harus disusun dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan dunia usaha dan industri, sehingga dalam penyusunannya industri harus dilibatkan.

Selain itu, pelaksanaan pelatihan di tempat kerja harus disesuaikan dengan pembelajaran di sekolah, dan pihak industri harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk benar-benar bisa belajar sesuai dengan keilmuannya.

"Kemudian, tenaga pendidik di sekolah dan di tempat kerja atau industri harus berkompeten, yakni mampu mentransformasikan keilmuannya kepada siswa dengan metode dan cara yang tepat," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, butuh tempat belajar di industri yang layak yang bisa menerima siswa, ditambah ada instrukur, kurikulum dan kolaborasi antara sekolah dengan dunia usaha dan industri, sehingga industri dan sekolah berjalan bersama. (*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020