Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menceritakan awal mula munculnya ide new normal atau era normal baru yang akhirnya diputuskan pemerintah pusat.

"Saat itu minggu ketiga Mei 2020, semua menteri koordinator, lalu menteri kesehatan dan mensesneg berdiskusi tentang bagaimana ekonomi harus tetap bergerak," ujar Mahfud MD di sela Rapat Koordinasi Penanganan COVID-19 dengan Forkopimda Jatim di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Rabu petang.

Menurut Mahfud, masyarakat tidak mungkin diminta berdiam di dalam rumah terus-menerus karena ada kasus virus corona sehingga dikhawatirkan muncul frustasi, bahkan angka stres bertambah.

Saat itu, kata Menkopolhukam, beberapa menteri tersebut dipanggil dan diminta oleh Presiden Joko Widodo untuk memikirkan ide baru.

"Secara fakta, COVID-19 itu ada dan tidak bisa diprediksi kapan berakhir. Masak iya begini terus? Lalu diputuskan untuk bergerak, terutama perekonomian. Itulah awal mula ide new normal (normal baru)," ungkap Mahfud MD.

Mahfud MD yang mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu menyampaikan bahwa ekonomi menjadi salah satu aspek yang ditimbulkan ketika COVID-19 menjadi pandemik, termasuk aspek kesehatan dan sosial.

Sementara itu, pada era normal baru seluruh pihak diminta saling memahami bahwa aktivitas yang tidak biasa harus dijadikan biasa.

"Seperti memakai masker. Kalau dulu orang pakai masker tidak biasa dan dikira tidak normal, tetapi sekarang sudah normal. Lalu jaga jarak yang dulu tidak biasa, tetapi kini harus dibiasakan," tuturnya.

Mahfud MD mengakui bahwa kondisi tersebut memunculkan pro-kontra di masyarakat, ada yang setuju atau tidak setuju, tetapi hal itu dianggapnya biasa, terlebih COVID-19 tidak jelas kapan waktu berakhirnya.

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020