Kebijakan pengalihan anggaran pembangunan daerah untuk penanganan virus corona atau COVID-19 di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, saat ini telah terkumpul Rp158 miliar dari total rencana yang diproyeksikan awal sekitar Rp502 miliar.

"Hal itu sudah kami laksanakan pada refocusing yang pertama dialokasikan dalam anggaran biaya tidak terduga untuk percepatan penanganan COVID-19," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Tulungagung Sukaji di Tulungagung, Senin.

Penyaluran dana untuk penanganan wabah corona COVID-19 itu dilakukan bertahap.

Selama tiga bulan terakhir, dana refocusing atau pengalihan fokus anggaran untuk penanganan vius corona atau COVID-19 di Tulungagung mencapai Rp32 miliar. Ini artinya sudah 20,25 persen anggaran terserap.

"Serapan dana itu paling besar, sekitar 60 persennya untuk pembiayaan kesehatan (kuratif) atau pemenuhan kebutuhan penanganan medis. Selebihnya untuk jaring pengaman sosial, sebagian kecil," kata Sukaji.
Dokter menggunakan APD hazmat melakukan konseling dan psikoterapi terhadap pasien anak yang terpapar COVID-19 di balai karantina sementara, Rusunawa IAIN Tulungagung, Tulungagung, Senin (22/6/2020) (ANTARA/Destyan Handri Sujarwoko)

Serapan masih akan terus terjadi seiring peningkatan kasus dan penanganan multisektoral yang saat ini dilakukan jejaring Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Tulungagung.

Selain pengajuan anggaran terus masuk, bantuan sosial yang menjadi tanggungan Pemkab masih belum seluruhnya keluar, karena menunggu proses verifikasi final.

"Untuk bansos yang menjadi tanggungan pemkab ada sekitar 46 ribu KK. Ini insya-Allah cair pekan depan bersanaan dengan pencairan bansos dari Pemprov Jatim," katanya.

Belum lagi kebutuhan belanja kesehatan, untuk pengadaan sarpras medis sehingga serapan anggaran akan berlipat dalam beberapa pekan ke depan.

Penggunaan dana refokusing dari APBD 2020 itu menurut keterangan Sukaji bisa saja lebih kecil dari proyeksi yang dipersiapkan pemerintah apabila wabah COVID-19 mereda atau selesai lebih cepat.

Sebaliknya jika kian berlarut, kasus terus meningkat dan sebaran kian tidak terkendali dalam jangka lama, dampaknya bisa sangat buruk.

"Perkiraan anggaran ini (percepatan penanganan COVID-19) sampai September 2020. Kita lihat saja perkembangannya nanti bagaimana, semoga lekas reda dan normal lagi semua," katanya. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020