Dolar AS terus menguat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena kekhawatiran tentang kenaikan kasus baru virus corona secara global dan klaim pengangguran AS yang lebih tinggi dari yang diperkirakan memicu permintaan untuk mata uang safe-haven.

Indeks yang melacak dolar terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya naik 0,38 persen menjadi 97,437. Dolar telah menguat dalam beberapa pekan terakhir karena investor bergulat dengan kekhawatiran tentang dampak pandemi virus corona pada pertumbuhan ekonomi.

Yen Jepang menguat terhadap euro sebesar 0,35 persen, tetapi nyaris datar terhadap dolar setelah pada awal sesi mencapai tertinggi sejak 12 Juni.

Jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran turun minggu lalu, tetapi laju penurunannya tampak terhenti di tengah gelombang kedua PHK karena perusahaan-perusahaan menghadapi permintaan yang lemah dan rantai pasokan yang putus, mendukung pandangan bahwa ekonomi menghadapi pemulihan panjang dan sulit dari resesi COVID-19.

"Pergerakan greenback lebih tinggi terjadi karena pembelian safe-haven baru menyusul kenaikan indeks Philly Fed yang jauh lebih baik, meskipun klaim pengangguran secara signifikan lebih tinggi dari yang diperkirakan, dan karena meningkatnya kekhawatiran tentang penyebaran virus corona di AS dan wilayah lain di seluruh dunia,” tulis analis di Action Economics.

Lebih dari 8,36 juta orang telah dilaporkan terinfeksi oleh virus corona baru secara global dan 447.985 telah meninggal, menurut penghitungan Reuters.

Lonjakan infeksi baru di beberapa negara bagian AS dan pemberlakuan pembatasan perjalanan di Beijing untuk menghentikan wabah baru di sana telah berfungsi sebagai pengingat akan risiko membuka kembali kegiatan ekonomi sebelum vaksin dikembangkan.

Euro terakhir melemah 0,36 persen terhadap greenback, pada 1,120 dolar. Mata uang umum telah kehilangan hampir satu persen dari nilainya dalam waktu kurang dari satu minggu karena investor mempertanyakan apakah Uni Eropa akan dapat meloloskan rencana stimulus ambisius yang diusulkan oleh Komisi Eropa, mengingat beberapa negara menentang untuk membagikan bantuan sebagai hibah. (*)

 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020