Federasi Sepak Bola Amerika Serikat pada Rabu mencabut ketentuan para pemain harus tegak berdiri selama lagu kebangsaan dinyanyikan sebelum pertandingan dimulai, dan organisasi itu menyebut kebijakan ini salah serta bisa mengurangi esensi gerakan "Black Lives Matter".
Kebijakan itu diadopsi pada 2017 setelah pemain tim nasional putri AS Megan Rapinoe berlutut ketika lagu kebangsaan diperdengarkan sebelum pertandingan pada 2016. Sikap Megan ini sebagai bentuk solidaritasnya terhadap quarterback NFL Colin Kaepernick, yang juga berlutut lantaran memprotes ketidakadilan rasial.
"Kami meminta maaf kepada para pemain kami - terutama pemain kulit hitam kami - staf, penggemar, dan semua yang mendukung pemberantasan rasisme," kata federasi dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip Reuters, Kamis.
"Olahraga adalah platform kuat untuk kebaikan, dan kami belum menggunakan platform kami seefektif yang seharusnya. Kami bisa berbuat lebih banyak pada masalah-masalah spesifik ini dan kami akan melakukannya."
Kedepannya akan tergantung pada para pemain untuk menentukan bagaimana mereka menggunakan cara mereka dalam memerangi rasisme, diskriminasi dan ketidaksetaraan, kata federasi.
Protes Kaepernick, yang berupaya menyoroti ketimpangan rasial termasuk kebrutalan polisi terhadap warga kulit hitam, memicu badai kontroversi dan setelah itu dia tidak pernah dimainkan lagi di NFL setelah musim 2016.
Masalah kontroversial kembali mencuat setelah pembunuhan George Floyd, pria kulit hitam di Minneapolis yang meninggal bulan lalu setelah seorang aparat kepolisian berkulit putih menekankan lututnya ke leher Floyd selama hampir sembilan menit sehingga memicu protes di Amerika Serikat dan sekitarnya.
Presiden AS Donald Trump yang kemudian menjadi salah satu sasaran kritik paling keras dari para pemain yang berlutut selama lagu kebangsaan diperdengarkan, mencuit pada Minggu bahwa para pemain NFL yang berlutut "tidak menghormati negara & bendera kita."
Beberapa pemain, termasuk running back Washington Redskins Adrian Peterson, mengatakan bahwa mereka berencana berlutut saja saat lagu kebangsaan diputar sebelum pertandingan pada musim depan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Kebijakan itu diadopsi pada 2017 setelah pemain tim nasional putri AS Megan Rapinoe berlutut ketika lagu kebangsaan diperdengarkan sebelum pertandingan pada 2016. Sikap Megan ini sebagai bentuk solidaritasnya terhadap quarterback NFL Colin Kaepernick, yang juga berlutut lantaran memprotes ketidakadilan rasial.
"Kami meminta maaf kepada para pemain kami - terutama pemain kulit hitam kami - staf, penggemar, dan semua yang mendukung pemberantasan rasisme," kata federasi dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip Reuters, Kamis.
"Olahraga adalah platform kuat untuk kebaikan, dan kami belum menggunakan platform kami seefektif yang seharusnya. Kami bisa berbuat lebih banyak pada masalah-masalah spesifik ini dan kami akan melakukannya."
Kedepannya akan tergantung pada para pemain untuk menentukan bagaimana mereka menggunakan cara mereka dalam memerangi rasisme, diskriminasi dan ketidaksetaraan, kata federasi.
Protes Kaepernick, yang berupaya menyoroti ketimpangan rasial termasuk kebrutalan polisi terhadap warga kulit hitam, memicu badai kontroversi dan setelah itu dia tidak pernah dimainkan lagi di NFL setelah musim 2016.
Masalah kontroversial kembali mencuat setelah pembunuhan George Floyd, pria kulit hitam di Minneapolis yang meninggal bulan lalu setelah seorang aparat kepolisian berkulit putih menekankan lututnya ke leher Floyd selama hampir sembilan menit sehingga memicu protes di Amerika Serikat dan sekitarnya.
Presiden AS Donald Trump yang kemudian menjadi salah satu sasaran kritik paling keras dari para pemain yang berlutut selama lagu kebangsaan diperdengarkan, mencuit pada Minggu bahwa para pemain NFL yang berlutut "tidak menghormati negara & bendera kita."
Beberapa pemain, termasuk running back Washington Redskins Adrian Peterson, mengatakan bahwa mereka berencana berlutut saja saat lagu kebangsaan diputar sebelum pertandingan pada musim depan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020