Laboratorium untuk melakukan pemeriksaan tes swab bagi warga yang diduga terpapar virus corona jenis baru penyebab COVID-19 di Kota Surabaya, Jawa Timur, mulai beroperasi.

"Saya memang ingin secepatnya laboratorium itu dioperasikan supaya kehidupan warga kembali normal," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Balai Kota Surabaya, Kamis.

Menurut Risma, Pemerintah Kota Surabaya sudah mendapat bantuan dari Badan Intelijen Negara (BIN) berupa alat polymerase chain reaction (PCR) untuk keperluan membuat laboratorium tes swab sendiri.

Untuk sementara ini, Pemkot Surabaya meminjam ruangan di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya untuk menempatkan alat PCR itu dan membuat laboratorium tes swab.

"Kita pinjam ruangan dulu. Alhamdulillah laboratorium sudah bisa kita gunakan. Sambil menunggu Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) kita jadi," kata Risma.

Bahkan, lanjut Risma, sejak Rabu (3/6), Pemkot Surabaya sudah mulai mengoperasikan laboratorium tersebut untuk melakukan tes swab. Sudah ada ratusan sampel yang dikirimkan ke BBTKLPP untuk dilakukan tes swab.

Risma mengatakan laboratorium tersebut diperlukan karena tidak selamanya menggunakan mobil PCR milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BIN yang sudah beroperasi di Surabaya hampir sepekan ini.

Apalagi, mobil milik BNPB dan BIN tersebut tidak bisa selamanya berada di Surabaya untuk melakukan tes swab, melainkan harus keliling ke daerah lainnya di Jawa Timur atau provinsi lain.

Sementara itu, Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya M. Fikser mengatakan pihaknya sudah bertemu dan berkoordinasi dengan Kepala BBTKLPP Surabaya Rosidi Roslan mengenai teknis operasional laboratorium tes swab.

"Saya sudah ketemu dengan Kepala BBPTLPP. Beliau mengatakan bahwa sehari bisa seribu sampel. Namun, karena ini masih baru, tidak bisa langsung segitu. Pelan-pelan lah ya sambil proses untuk mencapai itu," kata M Fikser.

Sebelum laboratorium PCR ini digunakan, Fikser memastikan tim Gugus Tugas COVID-19 Surabaya terlebih dahulu melakukan uji validasi selama dua hari untuk memastikan hasil dari pemeriksaan ini benar-benar valid.

"Jadi, prosesnya memang harus melewati uji validasi supaya benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan,” ujarnya.

Kepala Diskominfo Surabaya ini menjelaskan mekanisme dan hasil pemeriksaan di laboratorium tes swab yang baru dioperasikan itu tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan mobil laboratorium milik BIN, karena untuk hasil esktraksi membutuhkan waktu selama 45 menit dan hasil pemeriksaan PCR-nya membutuhkan waktu 2-4 jam setiap sampelnya.

"Baru setelah itu hasil keluar. Apakah pasien itu negatif atau positif," katanya.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020