Emas berjangka melonjak lebih dari dua persen pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah serangkaian data ekonomi lemah, termasuk melonjaknya pengangguran di Amerika Serikat, meningkatkan kekhawatiran atas penurunan global yang disebabkan oleh virus corona.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi COMEX New York Mercantile Exchange melonjak 37,3 dolar AS atau 2,21 persen, menjadi ditutup pada 1.725,80 dolar AS per ounce.

Emas berjangka turun 2,7 dolar AS atau 0,16 persen menjadi 1.710,6 dolar AS per ounce pada Rabu (6/5/2020), setelah menguat 12,4 dolar AS atau 0,73 persen menjadi 1.713,3 dolar AS per ounce di awal pekan.

Laporan klaim pengangguran mingguan yang dirilis pada Kamis (7/5/2020) menunjukkan 3,17 juta klaim pengangguran baru selama pekan yang berakhir 2 Mei. Analis mencatat angka ini lebih buruk dari yang diperkirakan dan tetap pada rekor tertinggi.

"Anda memiliki (angka) pengangguran tinggi yang keluar ... Itu masih memberitahu orang-orang untuk mungkin mencari perdagangan yang aman," kata Michael Matousek, kepala pedagang di Global Investors AS.

Jutaan lebih banyak orang Amerika mencari tunjangan pengangguran pekan lalu, menunjukkan PHK meluas dari industri-industri yang menghadap konsumen hingga segmen ekonomi lainnya dan dapat tetap meningkat bahkan ketika banyak negara bagian AS mulai dibuka kembali.

Seperangkat data lainnya pada Kamis (7/5/2020) menunjukkan produktivitas pekerja turun pada laju tercepat dalam lebih dari empat tahun pada kuartal pertama di tengah penurunan terbesar jam kerja sejak 2009.

Sejumlah data ekonomi yang suram telah mendukung ekspektasi langkah-langkah stimulus lebih banyak dari bank sentral dan pemerintah di seluruh dunia untuk meredam kerusakan ekonomi akibat virus.

Bank of England, bank sentral Inggris, mengatakan Inggris dapat menuju kemerosotan ekonomi terbesar dalam lebih dari 300 tahun karena penguncian virus corona dan menjaga pintu tetap terbuka pada Kamis (7/5/2020) untuk stimulus lebih lanjut bulan depan.

"Juga dengan jumlah kasus COVID-19 yang meningkat selama beberapa hari terakhir, orang-orang mulai mempertanyakan pembukaan kembali negara-negara bagian AS, karena mereka khawatir tentang peningkatan tingkat infeksi," Matousek menambahkan.

Wabah ini telah menginfeksi lebih dari 3,71 juta orang di seluruh dunia, menghancurkan pertumbuhan global dan mendorong investor untuk mencari tempat yang aman seperti emas.

Lonjakan hari ini juga dibantu oleh "perdagangan pre-emptive" untuk mengantisipasi data pekerjaan AS yang lemah pada Jumat (8/5/2020), kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Investor mengalihkan perhatian mereka ke data penggajian (payrolls) non-pertanian sebagai isyarat lebih lanjut diperkirakan telah anjlok sebanyak 22 juta pada April, menurut survei ekonom Reuters.

Juga di radar investor adalah perkembangan seputar perdagangan AS-China ketika pemerintahan Presiden Donald Trump mempertimbangkan tindakan terhadap Beijing atas penanganan awal wabah.

Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap mata uang utama linnya turun 0,24 poin atau 0,24 persen, ke level 99,85 pada 17.50 GMT, juga mendukung emas.

Namun, emas tertahan dari kenaikan lebih lanjut karena penguatan ekuitas AS mengurangi daya tariknya. Dow Jones Industrial Average naik 336,48 poin, atau 1,42 persen, ke level 24.001,12 poin pada pukul 18.00 GMT.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 57,5 sen atau 3,83 persen, menjadi ditutup pada 15,59 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 16,6 dolar AS, atau 2,17 persen, menjadi ditutup pada 782,1 dolar AS per ounce. (*)
 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020