PT Panca Mitra Multi Perdana (PMMP), perusahaan pengepakan udang di Situbondo, Jawa Timur, Selasa, membagikan ratusan paket sembako dan uang tunai kepada pekerja informal yang mengandalkan pendapatan harian dan terdampak mewabahnya virus corona (COVID-19).

Perusahaan pengepakan udang yang berlokasi di Desa Landangan, Kecamatan Kapongan ini, membagikan sembako kepada pekerja informal seperti tukang becak, tukang parkir dan pengemudi ojek, yang pendapatannya berkurang sejak wabah coronavirus mewabah di Situbondo.

"Ini merupakan kegiatan bakti sosial kami dari perusahaan untuk  membantu meringankan beban masyarakat, khususnya bagi tukang becak, tukang parkir dan pengemudi ojek, yang pendapatannya berkurang karena saat ini masyarakat banyak tidak keluar rumah (physical/social distancing)," ujar Humas PT PMMP Situbondo Eko Kridarso di sela membagikan sembako di Situbondo.

Ia mengemukakan, sedikitnya 300 paket sembako berisi beras masing-masing 2 kilogram dan uang tunai Rp50.000 serta dua lembar masker dibagikan kepada pekerja informal yang sedang mangkal di sejumlah titik.

Katanya, sasaran pemberian paket sembako plus uang tunai itu, di antaranya di tukang becak dan juru parkir yang ada di beberapa pasar tradisonal seputaran kota.

"Semoga sembako dan yang tunai ini bisa membantu meringankan beban mereka yang mengandalkan pendapatan harian yang saat ini berkurang akibat dampak wabah virus corona," tutur Eko.

PT Panca Mitra Multi Perdana (PMMP) Situbondo, tekah memperketat perlakuan terhadap ribuan karyawannya agar tetap steril dari virus corona (COVID-19).

"Perlakukan terhadap karyawan lebih ekstra ketat dan menyesuaikan SOP, karena di perusahaan kami produk makanan, perlu higienis. Sebelum virus corona mewabah sebenarnya sudah dilakukan sterilisasi" ujar Humas PT PMMP Situbondo.

Bahkan, lanjut dia, sejah virus corona mewabah di Situbondo, perlakuan terhadap karyawannya ekstra ketat dan mewajibkan seluruh pekerjanya menggunakan masker dan cek suhu tubuh menggunakan thermal gun sebelum masuk ke pabrik pengepakan udang ekspor itu.

Jika ditemukan karyawan yang suhu tubuhnya lebih dari 37 derajat celsius, mereka tidak diizinkan untuk bekerja dan diminta untuk istirahat di rumah dan diberi konpensasi.

"Setiap karyawan mau masuk ke pabrik, diperiksa kesehatannya termasuk cek suhu tubuh, dan mereka juga kami beri vitamin untuk menjaga imunitasnya. Sebelum masuk pabrik juga disemprot disinfektan," kata Eko.

Menurut Eko, pabrik pengepakan udang tersebut sejauh ini masih berjalan normal, karena produk makanan udang itu, 80 persen diekspor ke Amerika Serikat dan 20 persennya ke Jepang dan Uni Eropa.

"Sampai sekarang ekspor ke Amerika masih berjalan dengan baik dan tidak ada kendala. Sementara ke Uni Eropa masih belum bisa ekspor karena wabah corona ini," ujarnya.

Ia menyebutkan, produk makanan udang yang diekspor ke Amerika dalam setiap bulannya rata-rata 90 kontainer (10 ton per kontainer).

"Untuk suplai udang di perusahaan kami dari mana saja, termasuk di petambak udang Situbondo juga masuk ke perusahaan kami," tuturnya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020